Bekerja dari Rumah: Sepenting Apa Ruang Kerja Anda? – Part 2

Pada post sebelumnya dibahas bagaimana ruang kerja di rumah mempengaruhi produktivitas anda saat bekerja dari rumah. Jika para boss atau pemimpin bisa bekerja di ruang kerja khusus yang nyaman, beda halnya dengan para karyawan muda. Bekerja dari ruangan kecil, dari dapur, dari kamar tidur bersama, atau bekerja menggunakan jaringan Wi-Fi publik seadanya adalah beberapa kondisi yang dihadapi karyawan saat bekerja jarak jauh. Artinya, ruang kerja bisa menjadi barang mahal bagi karyawan level bawah.

Suasana tempat kerja di rumah dapat memicu stress dan kelelahan bagi karyawan. Hal ini tentunya dapat mempengaruhi tingkat produktivitas mereka. Penelitian menunjukkan kalau banyak orang yang tidak ingin bekerja dari rumah setelah pandemi ini berlalu. Ternyata, mereka umumnya adalah karyawan muda yang masih single dan tinggal di apartemen-apartemen kecil. Sebagian lagi ingin selalu bekerja dari rumah, dan mereka umumnya berusia lebih tua, menikah, memiliki anak, dan memiliki rumah sendiri.

bekerja dari rumah (6)

Bekerja dari Rumah: Produktivitas dan Suara

Menurut Kati Peditto, seorang psikolog desain lingkungan dari Akademi Angkatan Udara AS, mengatakan bahwa terlepas dari usianya, ada sejumlah faktor lingkungan kunci (baik perilaku maupun fisik) yang dapat mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja. Suara adalah faktor penting, karena mempengaruhi banyak hal yang kita lihat saat bekerja dari jarak jauh. Para pekerja yang memiliki status sosial ekonomi rendah umumnya tinggal di daerah-daerah dengan tingkat kebisingan yang tinggi.

Suara juga bepengaruh, terutama bagi mereka yang memiliki anak.  Mereka kerap mengalami apa yang disebut Peditto sebagai “distraksi tanggung jawab.” Menurut penelitian, distraksi semacam ini lebih sering mempengaruhi wanita yang bekerja dari rumah daripada pria yang juga bekerja dari rumah. Orang yang memiliki ruang kerja khusus (dengan pintu yang bisa ditutup) atau mereka yang memiliki asisten pribadi di rumah bisa bekerja dari rumah secara lebih baik.

Menurut Jo van Riemsdijk (pendiri CX Talent) yang tinggal di Hertfordshire Inggris beserta suami dan dua anaknya, salah satu solusinya adalah membuat ruang kerja terpisah. Ketika pandemi memaksa mereka untuk bekerja dan belajar dari rumah yang memiliki desain terbuka, mereka membangun sebuah kantor berukuran kecil di taman, dirancang dengan sistem pemanas dan penangkal suara.

Bagi mereka yang memiliki anak, langkah sederhana di atas dapat membantu membuat pembatas antara pekerjaan dan rumah tangga. Produktivitas dan konsentrasi jauh lebih baik jika bekerja di ruang sendiri dibanding bekerja di dalam rumah. Desain ruang kerja yang dipenuhi cahaya natural tentunya sangat menyenangkan, tanpa distraksi, dan terbebas dari potensi gangguan.

Bekerja dari Rumah: Batas Antara Pekerjaan dan Kehidupan Pribadi

Ruang kerja yang terpisah dari ruang pribadi diperkirakan juga memiliki keuntungan dari aspek psikologis. Sebelum pandemi, kantor berperan sebagai area netral yang diwarnai estetika seragam, di mana setiap orang memiliki akses yang sama terhadap sumber daya yang sama. Namun sekarang, proses ‘mengundang’ rekan kerja ke rumah melalui video calls justru tidaklah semudah itu bagi setiap orang.

Saat melakukan video calls dari rumah, anda tidak dinilai berdasarkan penampilan fisik (apa yang anda pakai dan bagaimana tampilan ruangan anda). Namun, anda dinilai dari ‘peralatan apa yang anda miliki, definisi kamera, kejelasan microphone atau pencahayaan di rumah.’ Setidaknya itulah yang ditemukan Peditto.

Videoconferencing juga telah menghancurkan pembatas antara kehidupan pribadi dan ekspresi personal yang sudah ada sejak lama. Akibatnya, para pekerja saat ini cenderung membandingkan ruang kerja implisit dan eksplisit. Hal semacam ini mungkin terasa berat bagi mereka dari kelompok minoritas, karena mereka harus ‘menyiarkan’ sebagian identitas personal dari ruang pribadi mereka.

Seorang peneliti Stanford bernama Bloom, menyatakan bahwa sebelum pandemi, karyawan yang bekerja dari rumah melakukannya atas keinginan sendiri. Saat ini, isu seputar privasi, ruang tinggal, pilihan, dan anak-anak adalah empat faktor utama yang membuat pengalaman kerja jarak jauh saat ini terasa unik. Begitu gerakan ini terjadi di seluruh dunia, Bloom yakin masih banyak hal yang mesti dipelajari tentang kondisi pribadi yang membuat sebagian orang nyaman bekerja dari jarak jauh sementara sebagian lagi tidak.

Bloom membayangkan bahwa model ruang kerja pasca-pandemi akan tampak seperti desain hybrid, di mana orang bisa bekerja dari rumah 2 hari dalam seminggu atau lebih, sesuai kesepakatan tim. Desain hybrid menjadi media yang cocok bagi mereka yang memilih bekerja dari rumah beberapa hari dalam seminggu atau mereka yang masih menghitung hari dan menunggu kembali ke ruang kerja mereka di kantor.

Namun, kalaupun saat ini anda masih diharuskan bekerja dari rumah, cobalah merancang ‘ruang kerja’ khusus, sehingga anda tidak terkesan seperti bekerja dari kamar tidur. Dengan demikian, area pribadi yang tidak ingin anda buka ke publik tetap bisa dilindungi.

Tagged With :

Leave a Comment