Awas! Harga Saham Murah Mungkin Berbahaya untuk Anda

Banyak investor pemula mencari-cari saham berharga murah, karena ingin mulai berinvestasi dengan modal rendah terlebih dahulu. Ini sebenarnya langkah yang tepat, karena saham berharga murah dapat dijadikan bahan belajar sebelum berinvestasi lebih besar kelak. Sayangnya, harga saham murah justru sering membahayakan investor.

Mengapa demikian? Karena harga saham murah mungkin merupakan hasil dari dinamika pasar di mana kinerja perusahaan terlalu lamban atau bahkan buruk, sehingga para investor enggan membeli sahamnya. Harganya sudah dibanting habis-habisan sampai rekor terendah pun tetap tidak ada investor yang mau membelinya.

Harga Saham Murah Mungkin Berbahaya untuk Anda

Untuk memahami hal ini, pertama-tama kita harus mengenal jenis-jenis saham berdasarkan skala kapitalisasi pasarnya. Kapitalisasi pasar adalah harga saham saat ini dikalikan dengan jumlah saham beredar. Total kapitalisasi pasar (market cap) menunjukkan nilai pasar suatu perusahaan.

Kita mengenal tiga jenis saham berdasarkan skala kapitalisasi pasarnya, yakni:

  1. Saham berkapitalisasi besar (big cap) memiliki total market cap lebih dari Rp100 Triliun.
  2. Saham berkapitalisasi menengah (mid cap) memiliki total market cap antara Rp1 triliun hingga Rp100 triliun.
  3. Saham berkapitalisasi kecil (small cap) memiliki total market cap lebih rendah dari Rp1 triliun.

Saham-saham big cap identik dengan nama-nama merek dan perusahaan ternama, seperti Bank BCA (BBCA), Bank BRI (BBRI), Telkom Indonesia (TLKM), Unilever Indonesia (UNVR), Bank Mandiri (BMRI), HM Sampoerna (HMSP), Astra Internasional (ASII), dan Indofood CBP (ICBP). Tanpa diteliti pun, kita tahu bahwa perusahaan-perusahaan tersebut tergolong “market leader” di bidangnya. Harga saham mahal, tetapi jelas menguntungkan.

Bagaimana dengan saham-saham small cap? Harga saham murah, tetapi pangsa pasar perusahaannya jauh lebih kecil dan kita kemungkinan jarang mendengar namanya. Beberapa contoh saham small cap antara lain produsen kosmetik lokal Mustika Ratu (MRAT), Yeloo Integra (YELO) yang menyediakan persewaan modem wifi internasional merek Passpod, produsen wire mesh Lionmesh Prima (LMSH), serta jaringan Hotel Fitra (FITT).

Harga saham-saham small cap memang super murah. Namun, perusahaan jarang membagikan dividen dan harga sahamnya pun susah untuk meningkat. Mari ambil contoh YELO yang IPO dengan harga Rp376 per lembar pada 29 Oktober 2018, belum pernah membagi dividen dan harga sahamnya kini hanya Rp144. MRAT melaksanakan IPO pada 27 Juli 1995 dengan harga Rp2600 per lembar, tetapi kini tinggal Rp352 saja. Bukannya untung, para pembeli saham ini justru buntung.

Jadi, jangan mudah tergoda pada harga saham murah, hanya karena modal investasi masih rendah. Sebelum berinvestasi, pastikan dulu bahwa perusahaan penerbit saham tersebut benar-benar andal. Kalau sudah mantap, berinvestasilah pada sahamnya sesuai dengan kemampuan Anda. Seandainya belum ada uang cukup untuk beli satu lot, simpanlah dulu untuk ditambah dana tabungan berikutnya hingga mampu membeli saham perusahaan yang tepat.

Tagged With :

Leave a Comment