Pernahkah mendengar istilah seperti January Effect, Sell in May and Go Away, Santa Claus Rally, dan sejenisnya? Ini merupakan beberapa contoh tren musiman dalam bursa saham yang sering disebut-sebut oleh para pakar.
Trader dan investor saham setidaknya harus mengenal ketujuh tren musiman dalam bursa saham berikut ini:
- Monday Effect — Konon, tren bursa pada pembukaan hari Senin akan mengikuti situasi perdagangan hari Jumat. Umpamanya IHSG telah meningkat pada Jumat, maka kemungkinan akan naik lagi pada Senin.
- January Effect — Sebagian investor cenderung menjual saham-sahamnya pada Desember dalam rangka ambil untung dan tutup tahun, kemudian membelinya lagi pada bulan Januari. Konsekuensinya, muncul anggapan bahwa harga saham cenderung naik pada bulan ini.
- Sell in May and Go Away — Teori ini menghimbau agar para trader menjual saham-sahamnya pada bulan Mei, lalu baru membeli saham lagi pada November. Alasannya, saham biasanya memberikan return paling rendah dalam periode Mei-Oktober.
- October Effect — Banyak investor gelisah saat memasuki bulan Oktober, karena banyak market crash paling parah dalam sejarah yang terjadi pada bulan ini. Konsekuensinya, harga saham cenderung melemah.
- Santa Claus Rally — Teori ini merupakan salah satu variasi January Effect yang lebih terbukti secara historis. Yale Hirsch menyebutkan dalam Stock Trader’s Almanac (1972) bahwa bursa saham cenderung mengalami reli selama lima hari perdagangan terakhir pada Desember dan dua hari perdagangan paling awal pada Januari.
Tren musiman ini nyata, tetapi belum tentu reliabel. Sebagian besar diantaranya ditemukan dalam hasil analisis atas riwayat harga di bursa saham mancanegara, sehingga belum tentu berlaku di Indonesia. Oleh karena itu, kita hanya perlu mengetahuinya saja tanpa harus mengikutinya secara kaku.
Dibandingkan berfokus pada tren musiman seperti ini, justru lebih baik mendalami seluk-beluk fundamental, teknikal, dan bandarmologi setiap saham yang dikoleksi. Tak peduli bagaimana tren musimannya, saham yang memiliki fondasi bagus akan mampu memberikan hasil sesuai harapan.
Ada baiknya pula menganalisis sendiri riwayat harga saham-saham dalam portofolio masing-masing untuk mengetahui bagaimana kinerjanya pada bulan-bulan tertentu dari tahun ke tahun. Tren musiman yang diperoleh dari proses analisis mandiri seperti ini tentunya lebih andal daripada mitos yang kurang jelas asal-muasalnya.
Tagged With : saham • trend bisnis