5 Berita Penting yang Perlu Diikuti Investor Pada 2023

Tahun 2022 merupakan periode yang buruk bagi saham dan obligasi. Dolar AS dan komoditas energi mendominasi pasar, sehingga banyak investor cenderung cari aman dengan mencairkan portofolio dan memegang lebih banyak cash.

Bagaimana dengan dunia investasi pada tahun 2023? Para investor akan terus memantau perkembangan dalam lima (5) berita penting, yaitu isu resesi/inflasi, kebijakan bank sentral, perang Rusia-Ukraina, normalisasi aktivitas ekonomi China, serta Crypto Winter.

5 Berita Penting yang Perlu Diikuti Investor Pada 2023

1. Resesi dan Inflasi

Kenaikan inflasi global telah menekan daya beli masyarakat selama beberapa bulan terakhir. Kebijakan bank sentral berhasil menghambat kenaikan inflasi lebih lanjut di negara-negara maju, tetapi belum tampak indikasi penurunan harga-harga secara signifikan. Padahal, kebijakan bank sentral dalam rangka pengendalian inflasi itu telanjur menimbulkan efek samping serius: perlambatan ekonomi.

Apabila laju inflasi tetap tinggi pada tahun 2023, perekonomian global akan berhadapan dengan ancaman ganda kenaikan inflasi dan suku bunga. Akibatnya, risiko resesi semakin mengkhawatirkan dan kinerja bursa saham dapat memburuk.

2. Kebijakan Bank Sentral

Bank-bank sentral mengetatkan kebijakan moneter mereka demi mengendalikan laju inflasi yang menggila, termasuk dengan menaikkan suku bunga secara agresif. Federal Reserve AS memimpin tren kenaikan suku bunga tersebut sampai akhir tahun ini, sehingga dolar AS memperoleh sokongan untuk mendominasi pasar forex.

Situasi mungkin berubah pada tahun 2023. The Fed berencana memperlambat laju kenaikan suku bunganya, karena inflasi berpotensi melambat dan risiko resesi makin meningkat. Di sisi lain, bank sentral Eropa (ECB) dan Jepang (BoJ) malah baru mulai kasak-kusuk untuk mengetatkan kebijakan moneter mereka.

Masalahnya, para pelaku pasar saat ini masih ragu pada komitmen bank-bank sentral. Mayoritas analis juga masih menunggu rilis data-data ekonomi berikutnya untuk mengonfirmasi prediksi mereka.

3. Perang Rusia-Ukraina

Invasi Rusia ke Ukraina merupakan salah satu peristiwa paling menghebohkan dunia tahun ini. Apabila peperangan terus berlanjut, ancaman krisis energi berpotensi mencuat lagi di benua Eropa.

Banyak pihak juga akan terus ketar-ketir memikirkan kemungkinan penggunakan senjata nuklir dalam konflik yang berkepanjangan. Konsekuensinya, investor dapat kehilangan kepercayaan pada kawasan Euro.

4. Normalisasi Aktivitas Ekonomi China

China mengumumkan akan mulai melonggarkan beragam pembatasan aktivitas sosial dan kewajiban karantina terkait COVID-19 mulai awal Januari. Dunia menanggapinya dengan harap-harap cemas.

Sebagian pihak merasa lega dengan keputusan China untuk mulai “hidup berdampingan” dengan virus Korona dan menyetop kebijakan Nol COVID. Di sisi lain, lonjakan kasus COVID di China memicu kekhawatiran akan terciptanya varian baru yang mewabah secara global lagi.

5. Crypto Winter

Beragam skandal menggerogoti pasar kripto global sepanjang satu tahun terakhir. Kepercayaan pasar terhadap kripto memudar akibat kejatuhan nilai tukar Bitcoin, kemunculan krisis keuangan dalam bursa FTX, serta masih banyak lagi insiden lain.

Pelaku pasar saat ini mengkhawatirkan masa depan dua pemain besar dalam pasar kripto: Binance dan Tether. Binance mengoperasikan bursa kripto (crypto exchange) terbesar di dunia, sedangkan Tether merupakan jaringan stablecoin terbaik saat ini. Namun, keduanya gagal memberikan garansi meyakinkan untuk ketersediaan modal dan legalitas model bisnis mereka.

Apabila operasional Binance sama rapuhnya dengan FTX, maka makin banyak investor dan trader kripto terancam bangkrut dalam semalam. Tragedi juga dapat terjadi apabila Tether tak mampu memperkuat ketersediaan cadangan dolar-nya.

Tagged With :

Leave a Comment