Indeks utama saham AS (Wall Street) anjlok pada penutupan perdagangan Selasa (18/3), mengakhiri kenaikan dua sesi berturut-turut. Berikut penjelasannya:
Penyebab Utama Anjloknya Indeks Saham AS (Wall Street):
- Ketidakpastian Kebijakan Moneter The Fed:
- Investor bersikap hati-hati menjelang pengumuman kebijakan moneter dari Federal Reserve (The Fed).
- Pasar menunggu keputusan suku bunga dan proyeksi ekonomi terbaru dari The Fed.
- Ketidakpastian mengenai kapan dan seberapa besar The Fed akan memangkas suku bunga menjadi faktor utama.
- Adanya peringatan dari pejabat bank sentral AS agar tidak terburu-buru dalam menentukan suku bunga menambah keraguan pasar.
- Dampak Kebijakan Tarif Donald Trump:
- Investor juga menaksir dampak kebijakan tarif yang diberlakukan oleh mantan presiden Donald Trump.
- Kekhawatiran inflasi meningkat akibat kenaikan harga impor yang tidak terduga pada bulan Februari.
- Kekhawatiran Inflasi:
- Meningkatnya biaya barang-barang konsumen dan kenaikan harga impor yang tak terduga pada Februari menambah kekhawatiran inflasi.
Dampak pada Pasar Saham:
- Penurunan Indeks Utama:
- Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 0,62%.
- S&P 500 (.SPX) turun 1,07%.
- Nasdaq Composite (.IXIC) turun 1,71%.
- Sektor yang Paling Terpukul:
- Saham pertumbuhan (growth stocks) mengalami penurunan signifikan.
- Sektor layanan komunikasi (.SPLRCL) menjadi sektor dengan kinerja terburuk.
- Saham teknologi mengalami penurunan yang kuat.
- Pergerakan Saham Perusahaan Besar:
- Alphabet (GOOGL.O) turun setelah mengumumkan akuisisi Wiz.
- Nvidia (NVDA.O) anjlok karena kekhawatiran tentang pergeseran dalam industri AI.
- Tesla (TSLA.O) anjlok karena pemangkasan target harga saham oleh RBC.
- Perlindungan Aset “Safe Haven”:
- Investor beralih ke aset “safe haven”, seperti emas, yang mencapai rekor tertinggi.
Faktor Tambahan:
- Situasi Geopolitik:
- Kesepakatan gencatan senjata terbatas antara Rusia dan Ukraina memberikan sedikit harapan, tetapi ketegangan global tetap menjadi perhatian.
Kesimpulan:
Anjloknya Wall Street pada 18 Maret disebabkan oleh kombinasi faktor, terutama ketidakpastian kebijakan moneter The Fed, kekhawatiran inflasi, dan dampak kebijakan tarif. Investor bersikap hati-hati dan beralih ke aset “safe haven” di tengah ketidakpastian ini.