Indeks saham utama AS atau Wall Street mencetak rekor pada penutupan perdagangan pekan lalu. Hal ini dipicu optimisme baru perdagangan AS-China serta melesatnya saham di sektor kesehatan.
Dilansir Reuters, Senin (18/11), Dow Jones Industrial Average naik 222,93 poin atau 0,8 persen menjadi 28.004,89, indeks S&P 500 naik 23,83 poin atau 0,77 persen menjadi 3.120,46, dan Nasdaq Composite menambahkan 61,81 poin atau 0,73 persen menjadi 8.540,83.
Indeks S&P 500 mencatat kenaikan selama enam minggu berturut-turut, kenaikan mingguan terpanjang dalam dua tahun. Sementara Dow berhasil menembus level 28.000 untuk pertama kalinya sepanjang tahun.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow, mengatakan AS dan China semakin dekat dengan perjanjian perdagangan fase satu. Selain itu, pembicaraan dengan Beijing juga berlangsung sangat konstruktif.
Kenaikan saham juga didorong penurunan suku bunga The Fed dan pendapatan emiten di kuartal III yang melampaui ekspektasi analis.
Sementara pertumbuhan ekonomi yang diprediksi masih melambat dan hubungan dagang AS-China dinilai masih memberikan ketidakpastian.
“Ini jelas merupakan sumber volatilitas yang besar dalam periode waktu yang cukup lama untuk pasar saham secara umum,” kata Jason Pride, kepala investasi kekayaan pribadi di Glenmede di Philadelphia.
Sepuluh dari sebelas sektor S&P 500 berakhir positif. Sektor kesehatan mencatat kenaikan terbesar, naik 2,2 persen untuk pertama kalinya sejak Januari 2019. Saham UnitedHealth Group (UNH.N) melonjak 5,3 persen dan Pfizer (PFE.N) naik 2,0 persen.
Kenaikan saham kesehatan datang ketika Presiden Donald Trump membuat pengumuman tentang transparansi harga layanan kesehatan. Padahal sejak awal tahun ini, keadaan sektor kesehatan kurang baik akibat risiko peraturan pemerintah.
Philadelphia SE Semiconductor index (SOX) naik 0,9 persen dan mencapai rekor tertinggi. Sementara saham Nvidia (NVDA.O) turun 2,7 persen setelah laporan kinerja pembuat chip tersebut yang di bawah ekspektasi.
Sementara itu, data terbaru menunjukkan penjualan ritel AS mengalami kenaikan selama Oktober 2019, meskipun konsumen mengurangi pembelian barang-barang rumah tangga dan pakaian, yang dikhawatirkan menurunkan harapan belanja di musim liburan.
Sekitar 6,5 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata harian 6,9 miliar saham selama 20 sesi terakhir.