Wall Street Mulai Menguat Setelah Saham Energi Melonjak

BURSA saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street mulai merangkak naik setelah dua hari mengalami penurunan. Saham energi berhasil naik di tengah kekhawatiran gangguan pasokan menyusul serangan terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman.

Dilansir Reuters, Jumat (14/6), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 101,94 poin atau 0,39 persen menjadi 26.106,77, indeks S&P 500 (SPX) naik 11,8 poin atau 0,41 persen menjadi 2.891,64, dan Nasdaq Composite (IXIC) menambahkan 44,41 poin atau 0,57 persen menjadi 7.837,13.

Sekretaris Negara AS Mike Pompeo menilai, Iran bertanggung jawab atas serangan-serangan kapal tanker minyak di dekat Iran dan Selat Hormuz, yang dilewati seperlima dari konsumsi minyak global.

Harga minyak berjangka menetap lebih tinggi 2 persen, sementara indeks energi S&P 500 naik 1,3 persen.

“Kami berkelok-kelok di sini dengan kekuatan di sektor minyak, karena di situ lah berita penggerak pasar hari ini,” kata Bucky Hellwig, wakil presiden senior di BB&T Wealth Management di Birmingham, Alabama.

Meskipun keuntungan di saham energi membantu pasar, namun serangan tanker menambah kekhawatiran potensial bagi investor.

“Masih ada kekhawatiran atas risiko geopolitik,” kata Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial di Newark, New Jersey.

Pergerakan saham selama Juni ini mulai mengarah ke penguatan, di tengah harapan Federal Reserve akan menurunkan suku bunga akibat meningkatnya tensi perang dagang AS dengan China. Indeks S&P 500 pun naik sekitar 5 persen sejak awal bulan ini.

Namun kehati-hatian menjelang pertemuan The Fed minggu depan dan KTT G20 pada akhir bulan ini membatasi kenaikan saham. Pasar telah mengantisipasi penurunan suku bunga di beberapa titik tahun ini.

“Pasar sedang menunggu untuk mendengar dari The Fed, apakah mereka akan menyimpang sama sekali dari sikap terbaru mereka. Saya menyebutnya posisi dovish aktif, dan untuk melihat apakah The Fed terus meletakkan dasar untuk penurunan suku bunga, mungkin nanti di musim panas,” kata Krosby.

Saham Walt Disney Co naik 4,4 persen, memberikan S&P 500 dorongan terbesar, setelah Morgan Stanley menaikkan perkiraan pertumbuhan pelanggan Disney Plus.

Di bidang perdagangan, ada keraguan perbaikan apa seperti yang disebut Presiden Donald Trump menjelang keputusan G20.

Beberapa perusahaan, termasuk furnitur Restoration Hardware (RH), mulai terdampak dari tarif yang lebih tinggi pada bisnis mereka dalam laporan keuangan. Meskipun RH mengatakan telah mengambil sejumlah langkah untuk mengurangi dampak tarif dan meningkatkan prospek untuk tahun ini.

Saham Twitter Inc turun 3,1 persen, setelah broker Moffett Nathanson mengatakan pihaknya memperkirakan biaya perusahaan media sosial meningkat dan pertumbuhan pendapatan melambat.

Volume pada pertukaran saham di Wall Street sebanyak 5,99 miliar saham, lenih rendah dibandingkan dengan rata-rata 6,87 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (*)

 

Leave a Comment