Wall Street Menguat, The Fed Tahan Suku Bunga

Pada perdagangan hari Rabu (1/11/2023), indeks utama saham Amerika Serikat (AS) alias Wall Street ditutup lebih tinggi. Hal ini karena Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50 persen.

Mengutip Reuters, Kamis (2/11), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 221.71 poin atau 0.67 persen menjadi 33,274.58, S&P 500 (.SPX) bertambah 44,06 poin, atau 1,05 persen, menjadi 4.237,86 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 210,23 poin, atau 1,64 persen menjadi 13.061,47.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan para pembuat kebijakan akan mengambil kebijakan dengan hati-hati, meskipun mereka belum yakin kondisi keuangan cukup ketat untuk membuat inflasi serendah yang diinginkan bank sentral.

Perdagangan berombak pada awal konferensi pers Powell, tetapi indeks ekuitas utama mulai mendapatkan kembali kekuatan setelah sekitar 20 menit, kemudian mencapai sesi tertinggi.

Hal ini disebabkan oleh pejabat tinggi The Fed yang tidak begitu asertif mengenai suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Analis senior di Allianz Investment Management, Charlie Ripley, mengatakan meskipun masih ada potensi risiko bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga lagi, akan tetapi komentar Powell menunjukkan bahwa batas kenaikan suku bunga tersebut merupakan yang tertinggi.

Analis senior Oanda Edward Moya menyebut dalam hal ini Powell masih membuka kemungkinan adanya kenaikan suku bunga. “Dia tampaknya tidak terlalu meyakinkan,” tulis Edward dikutip dari Reuters pada Kamis (2/11).

Di antara 11 sektor utama S&P 500, hanya dua sektor yang melemah, pada sektor energi ada (.SPNY) turun 0,3 persen, sementara sektor kebutuhan pokok konsumen ada (.SPLRCS) turun tipis 0,06 persen.

Sementara yang memperoleh keuntungan terbesar adalah teknologi informasi sensitif (.SPLRCT) naik 2 persen dan layanan komunikasi (.SPLRCL) yang naik 1,8 persen.

Di saham individu, Saham Advanced Micro Devices (AMD.O) melonjak hampir 10 persen setelah perkiraan optimis penjualan chip untuk kecerdasan buatan menandakan kemajuan dalam upayanya untuk mengejar pemimpin pasar Nvidia (NVDA.O).

Sebelumnya, pasar saham mendapat dorongan dari penurunan imbal hasil obligasi, setelah Departemen Keuangan AS mengatakan akan memperlambat laju kenaikan lelang utang jangka panjang pada kuartal November-Januari dan memperkirakan akan memerlukan kenaikan satu kuartal lagi setelah ini, untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya.

Musim laporan laba perusahaan beragam bagi saham, meskipun 79,7 persen dari 310 perusahaan S&P 500 yang melaporkan laporan keuangan pada saat pembaruan terbaru LSEG mengalahkan ekspektasi analis untuk kuartal tersebut, namun hanya 16,1 persen yang meleset dari perkiraan.

Saham Estee Lauder (EL.N) anjlok 18.9% setelah pembuat produk kecantikan itu memangkas perkiraan laba tahunannya. Lalu saham prosesor Payroll Paycom Software (PAYC.N) merosot 38,5 persen setelah memproyeksikan pendapatan kuartal keempat yang suram.

Saham Tinder Match Group (MTCH.O) juga turun 15,3 persen setelah memperkirakan pendapatan kuartal keempat di bawah perkiraan.

Jumlah obligasi yang naik melebihi jumlah obligasi yang menurun di NYSE dengan rasio 2,36 banding 1; di Nasdaq, rasio 1,20 banding 1 menguntungkan saham-saham yang menguat.

S&P 500 membukukan 7 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 30 titik terendah baru; Nasdaq Composite mencatat 24 titik tertinggi baru dan 297 titik terendah baru.

Perdagangan berlangsung cepat di bursa AS dengan 11,20 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata 10,67 miliar saham dalam 20 sesi terakhir.

 

Leave a Comment