Ketiga indeks utama AS atau Wall Street kembali merosot pada penutupan perdagangan Selasa (3/12). Komentar Donald Trump dan Sekretaris Perdagangan Wilbur Ross mematahkan harapan investor terkait kemungkinan membaiknya perang dagang dengan China.
Dilansir Reuters, Rabu (4/12), Dow Jones Industrial Average turun 280,23 poin atau 1,01 persen menjadi 27.502,81, indeks S&P 500 kehilangan 20,67 poin atau 0,66 persen menjadi 3.093,2, dan Nasdaq Composite turun 47,34 poin atau 0,55 persen menjadi 8.520,64.
Optimisme pasar langsung turun ketika Trump menyatakan kesepakatan dagang dengan China harus menunggu hingga Pemilu 2020. Padahal sebelumnya, kesepakatan dagang fase satu ini diharapkan bisa selesai sebelum tahun baru 2020.
Sementara itu, Ross mengonfirmasi bahwa tarif baru impor China akan berlaku pada 15 Desember mendatang.
Sementara itu, Prancis berencana akan mengenakan pajak digital. Hal ini dinilai sebagai ancaman kepada AS.
“Kemunduran negosiasi perdagangan dengan China, ditambah dengan tarif pajak digital di Prancis, dan tarif serta Brasil dan Argentina untuk baja, itu mengecewakan pasar,” kata Stephen Massocca, wakil presiden senior di Wedbush Securities di San Francisco.
“Dampak jangka panjang dari negosiasi ini mungkin bisa positif, tapi implikasi jangka pendek menandakan perlambatan ekonomi, dan itu tidak dilihat dengan baik oleh pasar,” lanjutnya.
Sembilan dari 11 sektor utama dalam S&P 500 berada di wilayah negatif, dengan Apple Inc (AAPL.O) dan Intel Corp (INTC.O) mencatatkan penurunan terbesar.
Sementara itu, saham AK Steel Holding Corp (AKS.N) naik 4,2 persen, setelah penambang Cleveland Cliffs (CLF.N) setuju untuk membeli perusahaan senilai USD 1,1 miliar.
Saham Audentes Therapeutics Inc (BOLD.O) melonjak 106,0 persen, setelah Astellas Pharma Inc Jepang (4503.T) mengatakan akan membeli produsen obat AS itu sekitar USD 3 miliar dalam bentuk tunai.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 7,41 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 6,83 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.