GBP/USD melejit ke kisaran 1.3133 dari sebelumnya di angka 1.3050, setelah Bank Sentral Inggris (BoE) mengeluarkan peringatan keras yang ditujukan kepada Uni Eropa. Tak hanya terhadap Dolar AS, Pound juga menguat terhadap Euro, dengan EUR/GBP yang tertekan 0.39% ke 0.8742 seperti yang tergambar pada grafik di bawah ini:
Para analis telah memproyeksikan penguatan Poundsterling dalam jangka pendek. Salah satunya adalah Mike Amey dari PIMCO. Menurutnya, Pound berpotensi menguat terhadap Euro dalam 12-18 bulan ke depan.
Sedangkan untuk malam ini, penguatan Pound terjadi karena latar belakang news mengenai berbagai perkembangan Brexit.
BoE Desak Uni Eropa Untuk Lindungi Jasa Finansial
Tenggat waktu untuk Inggris resmi keluar dari keanggotaan Uni Eropa sudah kurang dari enam bulan lagi. Namun, masalah perlindungan terhadap perusahaan jasa keuangan belum mendapatkan penanganan serius dari Uni Eropa.
Perusahaan-perusahaan finansial sudah tak punya banyak waktu untuk melakukan mitigasi risiko jasa keuangan antar negara. Oleh sebab itu, menurut BoE, mereka membutuhkan penanganan segera dari otoritas Inggris maupun Uni Eropa. Sayangnya, usaha keras BoE tak diimbangi oleh Uni Eropa. Menurut BoE, Uni Eropa masih minim menciptakan kemajuan untuk menangani masalah ini.
Oleh sebab itu, BoE melayangkan teguran keras pada Uni Eropa agar bergerak cepat. Keputusan untuk menerbitkan pernyataan ini sudah dirapatkan oleh komite finansial bank sentral Inggris pada tanggal 3 Oktober lalu.
Kesepakatan Brexit Sudah Di Depan Mata
Sementara itu, ada kabar positif dari meja perundingan di Brussels. Jumat lalu, para negosiator Uni Eropa mengatakan bahwa kesepakatan dengan Inggris sudah “sangat dekat”. Presiden Komisi Uni Eropa Jean Claude Juncker menyebutkan bahwa kesepakatan tersebut kemungkinan akan tercapai pada bulan November, jika tidak tercapai pada bulan ini. Jika demikian, maka Inggris akan dapat terhindar dari kemungkinan No Deal Brexit atau Brexit Tanpa Kesepakatan.
Tagged With : forex