Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melesat pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Pertumbuhan tenaga kerja di AS yang moderat selama September 2019 cukup membantu meningkatkan kepercayaan investor.
Dilansir Reuters, Senin (7/10), Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 1,42 persen menjadi ditutup pada 26.573,72 poin, sementara S&P 500 (SPX) juga melonjak 1,42 persen menjadi 2.952,01, dan Nasdaq Composite (IXIC) bertambah 1,4 persen menjadi 7.982,47.
Selama sepekan lalu, S&P 500 turun 0,3 persen, Dow Jones kehilangan 0,9 persen, dan Nasdaq bertambah 0,5 persen. Saham teknologi yang dipimpin oleh Apple Inc (AAPL.O) juga membantu mengangkat indeks acuan.
Setelah kehilangan sekitar 3 persen pada Selasa dan Rabu pekan lalu, S&P 500 pada Jumat lalu berhasil mencatat kenaikan satu hari terbesar sejak 16 Agustus 2019. Namun, selama tiga minggu berturut-turut Dow dan S&P 500 melemah.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, pekerja non-pertanian meningkat 136.000 pekerja selama bulan lalu, sementara tingkat pengangguran turun ke level terendah dalam 50-tahun. Namun pekerja manufaktur turun untuk pertama kalinya dalam enam bulan.
“Ini semacam laporan yang tidak cukup kuat untuk meyakinkan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga di akhir Oktober, tapi laporan ini cukup membuat Anda tak khawatir tentang pasar tenaga kerja atau konsumen,” kata Shawn Snyder, kepala strategi investasi di Citi Personal Wealth Management, New York.
Perkiraan The Fed akan memangkas suku bunga telah melonjak pekan ini, setelah adanya tekanan pada indeks manufaktur AS, lesunya perekrutan sektor swasta, dan penurunan aktivitas sektor jasa yang menunjuk pada pelebaran dampak dari perang perdagangan AS-China.
Probabilitas investor mengenai bank sentral yang akan menurunkan bunga acuan pada pertemuan kebijakan akhir bulan ini sebesar 77,5 persen, naik dari sebelumnya hanya 40 persen.
Adapun The Fed memangkas suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 1,75-2 persen pada September untuk kedua kalinya di tahun ini. Para komite The Fed mengatakan pemangkasan bunga acuan selanjutnya akan “tergantung data.”
Kekhawatiran perang dagang terhadap ekonomi AS turut membebani sentimen. Namun indeks S&P 500 berhasil naik 2 persen selama setahun terakhir dan sekitar 2 persen dari rekor penutupan tertinggi pada Juli 2019.
“Meskipun pelaku pasar telah menjual saham dan membeli obligasi, pada akhirnya Anda mengatakan, ‘Wah, saya masih harus mendapatkan beberapa pengembalian untuk investasi saya, dan itu akan datang dari saham,” kata Tom Martin, senior manajer portofolio di Investasi GLOBALT.
Saham Apple Inc (AAPL.O) naik 2,8 persen setelah adanya laporan bahwa perusahaan akan meningkatkan produksi iPhone 11.
Saham HP Inc (HPQ.N) jatuh 9,6 persen, setelah produsen komputer ini mengatakan akan memotong hingga 16 persen dari tenaga kerjanya sebagai bagian dari rencana restrukturisasi yang akan menghasilkan biaya keseluruhan USD 1 miliar.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 5,9 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 7,3 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.