Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Selasa (2/7). Hal ini karena ketegangan perang dagang antara AS dengan China sudah mulai mereda.
Namun kenaikan Wall Street tak terlalu tinggi karena AS juga tengah menjalankan perang tarif dengan Eropa. Pada awal pekan ini, AS mengeluarkan ancaman kepada Eropa dan mengusulkan tarif tambahan untuk barang-barang asal negara tersebut senilai USD 4 miliar.
Dilansir Reuters, Rabu (3/7), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 5,5 point atau 0.02 persen menjadi 26.722,93, indeks S&P 500 (SPX) bertambah 2,04 point atau 0.07 persen menjadi 2.966,37, dan Nasdaq Composite (IXIC) naik 0,17 poin atau 0,22 persen menjadi 8.091,34.
Dengan gencatan senjata perang dagang antara AS dengan China tersebut juga meningkatkan indeks S&P 500 mendekati rekor tertinggi dalam perdagangan sesi II. Namun memang kenaikan tersebut tertahan karena adanya ketegangan antara AS dengan Eropa.
S&P 500 meningkat hampir 7 persen sepanjang Juni 2019, di tengah harapan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia akan menemukan cara untuk mengakhiri perang dagang.
Sementara itu, data ekonomi AS maupun global menunjukkan tanda-tanda perlambatan, membuat investor saat ini lebih fokus kepada kebijakan moneter dan musim pendapatan yang akan datang.
“Kami wait and see kesepakatan perdagangan, wait and see The Fed, wait and see pada pendapatan dan semua itu ada di depan kami, setidaknya hingga dua minggu,” kata Art Hogan, analis National Securities di New York.
Di sisi lain, penurunan harga minyak mendorong sektor energi bergerak di zona merah, dengan turun 1,74 persen. Ini merupakan penurunan terbesar di antara sektor-sektor lainnya.
Sedangkan untuk sektor real estate naik 1,82 persen dan sektor utilitas naik 1,24 persen. Sektor utilitas menjadi sektor dengan berkinerja terbaik pada perdagangan Selasa.
Saham perusahaan minyak Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp masing-masing turun lebih dari 1 persen, sementara Apache Corp merosot lebih dari 6 persen.