Mengenal Stock Split dan Dampaknya Bagi Investor Saham

Media ekonomi hari ini ramai-ramai memberitakan bahwa PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berencana untuk melakukan stock split dengan rasio 1:5. Apa itu stock split, dan bagaimana dampaknya bagi investor?

Stock split adalah aksi korporasi yang memecah nilai saham dengan rasio tertentu. Aksi korporasi ini menambah jumlah saham beredar dan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki investor, tetapi tidak mengubah nilainya.

Stock Split dan Dampaknya Bagi Investor Saham

Contoh: Dalam kasus BBCA, stock split 1:5 akan membuat setiap lembar saham yang dimiliki investor terpecah menjadi lima. Dengan nilai nominal saham BBCA saat ini Rp62.50, maka nilai nominal per lembar saham pasca-stock split akan menjadi Rp12.5. Harga pasar saham per lembar pun akan terbagi lima. Sehingga, harga saham berkurang tetapi jumlah lot yang dimiliki investor akan bertambah.

Apabila Anda sudah memiliki 10 lot saham BBCA sebelum stock split, maka Anda akan memiliki 50 lot saham setelah stock split tanpa perlu mengeluarkan dana sepeser pun. Umpama nilai total investasi saham BBCA Anda berdasarkan harga pasar sebelum stock split adalah Rp30,000,000, dengan asumsi harga saham BBCA Rp30 ribu per lembar. Setelah stock split, nilai total investasi Anda tetap Rp30,000,000, karena harga saham berkurang menjadi Rp6 ribu per lembar.

Sederhananya, stock split BBCA ibarat mengiris sepotong roti seharga Rp30 ribu menjadi lima. Setelah diiris, pemilik roti akan mempunyai 5 iris roti dengan harga masing-masing bernilai Rp6 ribu.

Mengapa emiten melaksanakan stock split? Stock split biasanya bertujuan untuk meningkatkan likuiditas saham melalui dua cara, yakni meningkatkan jumlah saham beredar dan menurunkan harga saham per lembar agar lebih terjangkau bagi investor.

Pelaku stock split umumnya merupakan perusahaan-perusahaan mapan yang memiliki fundamental bagus (atau bahkan berstatus blue chip), tetapi harga sahamnya sudah terlalu tinggi dan sukar meningkat lagi. Mereka melaksanakan stock split supaya sahamnya dapat dibeli oleh lebih banyak investor dan harganya dapat meningkat lagi. Jadi, stock split tergolong aksi korporasi yang berdampak positif bagi investor.

Adakah risiko dari stock split? Ada dua hal yang perlu diperhatikan investor.

Pertama, stock split dapat memicu aksi jual pasca-stock split bagi saham-saham yang harganya sudah overpriced. Investor yang dahulu kesulitan menjual sahamnya pada harga atas karena tak banyak investor yang mampu membelinya, mendadak memperoleh lebih banyak bid potensial dari investor yang bermodal lebih rendah. Aksi jual pasca-stock split ini dapat mengakibatkan harga saham menurun maupun meningkat, tergantung pada keseimbangan permintaan/penawaran di pasar.

Kedua, stock split dengan rasio yang ganjil dapat mengakibatkan kita memperoleh jatah odd lot (lot ganjil) yang relatif lebih rumit untuk dijual. Umpamanya stock split dengan rasio 1:1.25, maka akan membuat investor pemilik 10 lot saham menjadi memiliki 12.5 lot (berisi 1250 lembar saham). Sisa 0.5 lot (50 lembar saham) tersebut adalah odd lot yang tidak dapat dijual dengan harga pasar seperti biasanya pada pasar reguler, melainkan hanya dapat dilepas pada pasar negosiasi.

Tagged With :

Leave a Comment