Pada perdagangan hari Senin (04/10/2022), tiga indeks utama Wall Street ditutup menguat 2 persen karena imbal hasil Treasury AS jatuh. Data manufaktur yang lebih lemah dari perkiraan, berimbas peningkatan daya tarik saham pada awal kuartal terakhir tahun ini.
Dikutip dari Reuters (4/10), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 765,38 poin atau 2,66 persen menjadi 29.490,89; S&P 500 (.SPX) naik 92,81 poin atau 2,59 persen pada 3.678,43; dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 239,82 poin atau 2,27 persen menjadi 10.815,44.
Ketiga indeks utama mengakhiri kuartal ketiga yang bergejolak lebih rendah pada hari Jumat, di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa kebijakan moneter agresif Federal Reserve (The Fed) akan mengarahkan ekonomi ke dalam resesi.
Volume di bursa AS adalah 11,61 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,54 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Indeks lainnya, seperti Tesla Inc (TSLA.O) turun 8,6 persen setelah menjual kendaraan lebih sedikit dari perkiraan pada kuartal ketiga karena pengiriman tertinggal jauh dibelakang produksi akibat hambatan logistik.
Manufaktur mobil besar diperkirakan akan melaporkan penurunan moderat dalam penjualan kendaraan, tetapi analis dan investor khawatir ini merupakan gambaran ekonomi yang semakin gelap.
Indeks untuk perusahaan teknologi mengalami kenaikan, pertumbuhan megacap dan perusahaan teknologi seperti Apple Inc (AAPL.O) dan Microsoft Corp (MSFT.O) masing-masing naik lebih dari 3 persen. Sementara saham bank (.SPXBK) naik 3 persen.
Di sisi lain, perusahaan minyak Exxon Mobil Corp (XOM.N) dan Chevron Corp naik lebih dari 5 persen, mengikuti lonjakan harga minyak mentah karena sumber mengatakan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan sekutunya sedang mempertimbangkan pengurangan produksi terbesar mereka sejak awal COVID-19.
Citigroup dan Credit Suisse menjadi broker terbaru yang menurunkan target akhir tahun 2022 untuk S&P 500, karena pasar ekuitas AS menanggung panasnya tindakan bank sentral yang agresif untuk menekan inflasi.
Credit Suisse juga menetapkan target harga akhir tahun 2023 untuk indeks acuan pada 4.050 poin, menambahkan bahwa 2023 akan menjadi “tahun pertumbuhan yang lemah, non-resesi dan penurunan inflasi.” (*)
DIPREDIKSI MELEMAH
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan Selasa (4/10). Pada perdagangan Senin (3/10), IHSG ditutup melemah pada level 7,009.71 (-0.44 persen).
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, IHSG berpotensi melemah. Sebab, pasca-rilis data perekonomian berupa data inflasi menunjukkan masih berada dalam rentang stabil.
“Kondisi perekonomian juga masih berjalan dengan baik serta cenderung kembali ke arah normal pasca pandemi,” ungkap William dalam keterangan tertulisnya, Selasa (4/10).
Hal ini tentunya dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan para emiten dalam pasar modal Indonesia, sehingga dapat turut memberikan sentimen positif terhadap pergerakan IHSG dalam rentang jangka panjang.
“Hari ini IHSG berpotensi melemah,” tegas dia.
Saham-saham yang direkomendasikan William, BBNI, BBCA, BBRI, TLKM, GGRM, UNVR, HMSP, ASRI dan PWON.
Hal serupa juga dikatakan Research Analyst Artha Sekuritas Dennies Christopher. Dennies memproyeksi, IHSG akan melemah pada perdagangan hari ini.
Menurut dia, candlestick membentuk long black body dengan stochastic bergerak di area oversold mengindikasikan potensi pelemahan namun dengan rentang yang terbatas. Pergerakan masih dibayangi kekhawatiran dari pelemahan nilai tukar rupiah serta inflasi per September yang tinggi.
“Rapat darurat The Fed turut mendorong kekhawatiran investor secara global,” tandasnya.
Saham yang direkomendasikan Dennies:
WIIM
Recomendation: Sell
Buy Price: 625
Stop loss: 785
Target price: 890-920
BBCA
Recommendation: Hold
Buy Price: 8.375
Stop Loss: 8.250
Target Price: 8.875-9.000
MEDC
Recommendation: Hold
Buy: 915
Target price: 630-650
Stop loss: 885