Jangan Sampai Gulung Tikar, Ini Penyebab Usaha Bangkrut

Dalam membangun suatu usaha, pasti ada yang untung dan rugi. Anda pun bisa saja mencegahnya dengan mencari tahu penyebab usaha bangkrut, baik dalam permasalahan internal maupun eksternal. Hal ini juga bukanlah suatu pekerjaan yang gampang. Dari sini pun diperlukan lebih dari sekedar modal yang cukup dan membangun maupun latar belakang bisnis yang kuat dan terpercaya.

Dalam hal ini juga seringkali suatu usaha dibangun dari nol, kemudian bisa jadi mengalami kemunduran karena deretan hal yang tak disangka-sangka akan terjadi. Meskipun, ada juga banyak sekali faktor yang bisa saja  memengaruhi kebangkrutan suatu usaha, akan tetapi sebab usaha bangkrut tersebut bisa saja dibedakan jadi dua faktor, yang pertama ada faktor eksternal dan yang kedua adalah faktor internal.

10 Penyebab Usaha Bangkrut

Jangan Sampai Gulung Tikar, Ini Penyebab Usaha Bangkrut

  1. Tidak Adanya Kontrol yang Penuh Atas Usaha

Ada beberapa penyebab internal yang bisa saja mempengaruhi stabilitas perusahaan hingga menyebabkan kebangkrutan, dan yang pertama adalah kurangnya control yang penuh atas usaha yang anda jalani. Hal yang satu ini merupakan salah satu kewenangan yang mutlak dan sangat perlu anda perhatikan, apalagi jika anda sedang merintis alias hal yang perlu diperhatikan saat sedang mulai usaha.

Dan deretan hal ini biasanya menimpa deretan pebisnis yang tak fokus pada usahanya tersebut, maupun saat tak mempunyai bisnis sampingan yang lainnya selain usaha yang ia geluti ini. Pada umumnya, ada pebisnis yang terlalu percaya pada segala sesuatu kepada pegawai maupun karyawan, tanpa memberikan perhatian yang ekstra.

Hal ini juga memengaruhi bisnis tersebut, padahal gejolak dunia bisnis selalu berkembang dari waktu ke waktu. Apabila bisnis berjalan tanpa pengawasan yang jeli atau teliti, maka potensi-potensi untuk mengembangkan sebuah usaha tersebut bisa saja terlewati. Bahkan, usaha anda ini nantinya bisa berhenti dan bisa saja mengakibatkan kemunduran.

  1. Manajemen yang Tidak Efektif

Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah manajemen dalam sebuah perusahaan. Hal ini karena posisi manajemen di dalam sebuah perusahaan memegang peranan yang cukup penting. Dan hal ini khususnya berkaitan dalam penanganan sumber daya manusia. Manajemen di dalam sebuah usaha bisa dikatakan efektif apabila dalam mencapai atau memilih tujuan bisa dilakukan dengan baik.

Anda pun bisa melakukannya di waktu yang tepat juga. pula, dari beberapa pilihan alternatif. Sedangkan manajemen bisa dibilang efisien apabila dapat menggunakan sumber daya di dalam jumlah yang minimal demi bisa menghasilkan keluaran serta volume yang optimal.

Sehingga, jika manajemen perusahaan tak bisa berfungsi dengan normal, serta efektif dan efisien, maka tujuan perusahaan ini tak akan tercapai. Beberapa dampak yang terlihat antara lain munculnya boros dari sumber daya, kemudian manajemen tak terampil, serta kerugian dari jumlah produksi yang tak maksimal.

  1. Kurang Tanggap Perkembangan Jaman

Pelajaran yang paling baik adalah belajar dari sebuah kesalahan, jika dalam usaha yang paling pahit adalah kebangkrutan. Salah satunya adalah perusahaan Kodak. Perusahaan Kodak pada akhirnya harus tergerus digitalisasi di dalam fotografi. Tentunya hal ini bersangkutan dengan peluang bisnis yang makin transformasi dalam segala usaha yang berhubungan dengan media sosial, layanan online, dll.

Dan saat ini semua fokus pada perangkat, teknologi, digital diperuntukkan untuk memperbaiki kualitas film. Saat ini, inovasi wajib dilakukan demi menarik minat konsumen serta investor. Hal ini memengaruhi produk yang terus berkembang akan memiliki nilai jual yang lebih baik, menarik dan pasar lebih besar.

  1. Tak Seimbang Antara Modal dan Hutang

Besarnya modal dalam sebuah usaha yang dipunya ini harus diimbangi dengan besarnya hutang maupun piutang perusahaan. Jika perusahaan yang memiliki hutang besar dengan bunga tinggi bisa saja menyebabkan minimnya untung.

Bahkan, perusahaan yang satu ini akan terus merugi. Begitu juga dengan adanya piutang yang terlalu tinggi, hal ini akan menyebabkan neraca pendapatan jadi tak stabil. Kemudian, aktiva yang diam dan tak produktif bisa saja menurunkan pendapatan. Serta, di dalam jangka panjang ini akan memengaruhi ketidakstabilan keuangan dari perusahaan.

  1. Tak Pahami Konsumen dan Kompetitor

Seiring dengan perkembangan zaman maupun teknologi, minat, kebutuhan konsumen dari produk yang semakin bermacam-macam. Pebisnis pun harus punya strategi baik dalam melayani pelaggannya, dan salah satunya dengan menjaga hubungan baik dengan konsumen. Bagaimana anda memberikan pelayanan yang baik, dengar keluhan mereka.

Dengan deretan cara itu, pebisnis pun bisa mengetahui jenis produk apa yang jadi tren saat ini. Begitu juga di dalam menanggapi kompetitor, pebisnis pun harus terus memantau segala langkah-langkah yang dilakukan oleh kompetitor. Kemudian, strategi marketing yang sedang dilancarkan competitor perlu anda ketahui.

Setidaknya, posisi perusahaan bisa paham dengan kompetitor, bahkan jika mungkin membuat strategi yang langkah lebih maju dan menarik dibandingkan dengan kompetitor. Sehingga, perkembangan usaha pun tak berjalan di tempat. Kemudian, anda bisa mendekatkan diri ke konsumen dan pesaing sama-sama memberikan untung bagi pebisnis.

  1. Ketidakstabilan Ekonomian Dunia

Ketidakstabilan ekonomi dunia pun bisa saja jadi salah satu penyebab usaha bangkrut. Hal ini tentu membuat produksi dari kegiatan bisnis makin lesu. Kondisi perekonomian dunia ini juga harus diantisipasi oleh semua pebisnis.

Salah satu kebijakan lagi yang dilakukan oleh Bank Sentral The Federal Reserve, di Amerika Serikat, yaitu adanya penarikan simulus juga memiliki dampak dari perlambatan ekonomi Indonesia. Tingkat konsumsi pun menjadi rendah, hal ini karena masyarakat juga cenderung untuk menabung atau belanja uang di pos-pos yang lebih dibutuhkan.

  1. Kesulitan Bahan Baku

Kesulitan pada bahan baku dari supplier biasanya juga disebabkan keadaan-keadaan seperti bencana alam. Sehingga, adanya pasokan bahan baku pun jadi terhambat. Ini pun di luar perkiraan para pebisnis. Untuk itu, ada baiknya pebisnis membuat rencana cadangan maupun rencana yang lain dalam menemukan supplier untuk bahan baku tersebut.

  1. Kecurangan Oleh Debitor

Apabila debitor yang beri piutang dengan waktu pengembalian lama juga bisa mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Hal ini karena banyaknya aktiva yang juga tak dapat dimanfaatkan untuk memberikan penghasilan.

  1. Ketatnya Persaingan

Tak dapat dipungkiri, sebuah bisnis pasti punya pesaing alias kompetitor. Untuk beberapa bagian produk, persaingan pun jadi sangat ketat. Hal ini karena tidak bisa dihindari, untuk itu perusahaan pun harus selalu perbaiki diri demi memenuhi kepuasan dari konsumen. Semakin ketatnya sebuah persaingan, seharusnya memberi motivasi lebih pada pebisnis untuk berikan nilai tambah yang terbaik bagi konsumen.

  1. Adanya Perubahan Pola Konsumsi

Biasanya, bangkrut juga bisa disebabkan perkembangan teknologi yang lebih dinamis. Konsumen pun bisa pindah ke produk lain apabila pebisnis tak melakukan tindakan yang antisipatif. Menurunnya para konsumen bisa saja menyebabkan turun pendapatan, maupun lama kelamaan bisa saja membuat pebisnis merugi.

Dalam mempertahankan sebuah usaha pun bukan hal yang mudah. Anda perlu mencari kunci bagaimana tetap eksis dan menghindari penyebab usaha bangkrut itu sendiri. Jangan sampai terjebak, anda perlu belajar lebih banyak mengenai hal tersebut.

Silahkan beri penilaian untuk artikel ini:

1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Tagged With :

Leave a Comment