Pada penutupan perdagangan, Senin (12/9/2022), bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kompak melanjutkan penguatan. Investor optimistis data bulan Agustus akan menunjukkan tren penurunan inflasi di AS.
Mengutip dari Reuters, Selasa (13/9), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 229,63 poin atau 0,71 persen menjadi 32.381,34, S&P 500 (.SPX) naik 43,05 poin atau 1,06 persen menjadi 4.110,41 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 154,10 poin atau 1,27 persen menjadi 12.266,41.
Data harga konsumen yang akan dirilis pada hari Selasa diperkirakan menunjukkan inflasi utama pada Agustus mengalami kenaikan sebesar 8,1 persen (yoy) dibandingkan bulan Juli 8,5 persen.
Tidak hanya itu Core CPI, mengecualikan harga makanan dan energi yang diperkirakan akan menunjukkan kenaikan 6,1 persen dibandingkan 5,9 persen di bulan Juli.
Manajer Portofolio Senior Dakota Wealth mengatakan, apabila m inflasi menurun, pasar berharap ini menunjukkan sinyal bahwa terdapat kenaikan suku bunga yang lebih kecil setelah pertemuan the September Federal Open Market Committee (FOMC).
“Karena itu Anda melihat tipe mentalitas berisiko hari ini,” kata Pavlik.
“Saat ini, pasar sepenuhnya memproyeksi kenaikan 75 basis poin untuk September. Namun, berharap yang berikutnya sebanyak 50 basis poin,” tambahnya.
Di sisi lain, dolar AS telah jatuh ke level terendah dalam lebih dari dua minggu. Hal itu memangkas beberapa kerugian terhadap mata uang sehari menjelang rilis data indeks harga konsumen AS yang diawasi ketat.
Beberapa investor berharap perlambatan kenaikan harga akan memperlambat kenaikan suku bunga agresif The Fed. Sebelumnya, imbal hasil Treasury AS, lebih tinggi pada perdagangan sore hari karena investor obligasi juga menantikan data harga konsumen.
“Pasar reli semalam sebagai tindak lanjut dari Jumat. Anda memiliki cerita tentang Ukraina yang membuat kemajuan. Pada akhirnya langkah di luar perang adalah hal yang positif bagi semua orang. Jelas, itu masih harus dilihat tetapi itu membantu memicu optimisme,” kata Chief Market Strategist JonesTrading, Michael O’Rourke.
DIPREDIKSI MELEMAH
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada perdagangan hari Selasa (13/9). Pada perdagangan hari Senin (12/9), Indeks saham ditutup menguat 11,808 poin (0,16 persen) di level 7.254,464.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan perkembangan pergerakan IHSG saat ini masih terlihat terkonsolidasi setelah usaha kembali mencetak rekor yang belum kunjung berhasil.
“Sedangkan potensi tekanan semakin terlihat semakin besar dalam rentang jangka pendek. Bagi investor jangka menengah maupun panjang peluang kenaikan masih terbuka cukup lebar, hari ini IHSG berpotensi tertekan,” ujar William melalui risetnya, Selasa (13/9).
Sementara itu, Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christopher memperkirakan IHSG berada di level support 7.191-7.222 dan resistance di rentang 7.280-7.307.
“Candlestick membentuk higher high dan higher low dengan stochastic yang bergerak di area overbought mengindikasikan masih ada potensi penguatan namun dengan rentang yang cukup terbatas,” kata Dennies dalam risetnya, Selasa (13/9).
Dari sentimen global, Dennies mencermati investor akan mengantisipasi rilis data CPI dari Amerika Serikat. Investor sebelumnya mengamati inflasi yang diramal akan turun dari puncaknya.
Adapun beberapa saham yang direkomendasikan Dennies, yaitu:
- CTRA
Recommendation: Hold
Entry Range: 950 – 970
Buy Price: 960
Target Price Range: 1.010-1.030
- RALS
Recommendation: Hold
Entry Range: 590 – 610
Buy Range: 600
Target Price: 630 – 650
- WIIM
Recommendation: Add
Entry Range: 700 – 720
Buy Price: 625
Target Price Range: 790-820