Yen melonjak terhadap mata uang-mata uang lainnya di tengah tipisnya volume perdagangan di pasar finansial hari Kamis ini. Mata uang Jepang tersebut menerobos level-level support teknikal akibat aksi penghindaran risiko besar-besaran oleh para investor yang cemas akan risiko perlambatan global serta sejumlah isu lainnya.
Sekitar tujuh menit di sesi perdagangan pagi tadi, Yen meroket menembus level-level yang sudah lama tak disentuhnya. Low USD/JPY sempat roboh hampir 2 persen ke level rendah 104.6, hampir menyamai level rendah Juni 2016. Sedangkan AUD/JPY terjun 2 persen ke 70.6, level yang terakhir tersentuh pada bulan Juli 2009. Fenomena semacam ini disebut dengan “Flash Crash” pasar forex.
Penyebab Flash Crash 3 Januari 2019
Di sesi perdagangan pagi tadi–saat para trader masih menghimpun informasi tentang apa saja yang terjadi di sesi sebelumnya–banjir order Sell tiba-tiba melanda pasangan mata uang Dolar Australia dan Lira Turki terhadap Yen.
Sebagian pihak menuding aksi penghindaran risiko yang dipicu oleh pemotongan Outlook penjualan oleh perusahaan teknologi raksasa AS, Apple Inc, untuk tahun 2018 sebagai penyebab Flash Crash tersebut. CEO Apple, Tim Cook, menyebut perang dagang sebagai faktor yang mengurangi penjualan produk Apple.
Namun, sebagian lainnya mengatakan bahwa hal ini adalah ulah para trader retail Jepang. Meski demikian, apapun alasannya, aksi jual itu telah menciptakan tekanan hebat pada program-program algoritma yang berpadu dengan tipisnya likuiditas di tengah libur nasional Jepang hari ini.
Aussie Dan Lira Turki Terpukul Paling Parah
Hasilnya, lonjakan total Yen terhadap Dolar Australia mencapai 8 persen, tepatnya ke level terkuat satu dekade. Sementara Lira Turki digilas habis 10 persen oleh Yen. Penguatan rata-rata Yen terhadap mata uang G10 mencapai 1 persen.
“Pergerakan ini sangat kasar,” kata Stephen Miller, penasihat trading di Grant Samuel Funds Management Pty, Sydney. “Ini adalah kejutan besar bagi semua orang.”
Sedangkan menurut laporan Reuters, dalam jangka panjang Yen masih punya kemungkinan untuk menguat lagi. Namun, pemicunya lebih pada faktor teknikal, bukan fundamental.