Di Tengah Ketegangan Iran – AS, Wall Street Rebound

Pergerakan bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street pada penutupan perdagangan Senin (6/1) berhasil rebound setelah sempat tertekan pada pekan lalu. Kenaikan Wall Street ini terjadi justru saat ketegangan AS dan Iran terjadi.

Dikutip dari Reuters pada Selasa (7/1) pukul 07.00 WIB, kenaikan bursa saham AS ini ditopang oleh kenaikan saham-saham teknologi dan internet.

Dow Jones Industrial Average .JJrose menguat 68,67 poin atau naik 0,24 persen menjadi 28.703,55, S&P 500 .SPX naik 11,44 poin atau naik 0,35 persen menjadi 3.246,29, dan Nasdaq Composite .IXIC menguat 50,70 poin atau naik 0,56 persen menjadi 9.071,47.

Sempat Tertekan Ketegangan AS-Iran

Sebenarnya, pada sesi kedua perdagangan Wall Street, saham-saham keuangan dan teknologi sempat terkoreksi sebelum menguat lagi.

Saham-saham tersebut turun dipengaruhi oleh hubungan AS dan Iran yang memanas usai terbunuhnya Jenderal Iran Qassem Soleimani dalam serangan udara AS bikin Wall Street turun dari rekor tertingginya. Padahal, pada akhir 2019, kinerja saham Wall Street tercatat apik.

Teheran mengancam untuk membalas kematian Qassem Soleimani. Sementara Presiden AS Donald Trump telah mengancam bahwa Amerika Serikat akan menyerang balik mereka.

“Ketegangan di Timur Tengah menimbulkan kekhawatiran bagi investor setelah periode yang benar-benar hebat di pasar. Tentu saja, beberapa menggunakan ini sebagai alasan untuk mundur sedikit,” kata Rick Meckler, mitra Cherry Lane Investments di New Vernon, New Jersey.

Saham-saham yang sempat terguncang misalnya pada aksi jual beli saham teknologi turun 0,3 persen dan saham Apple Inc turun 0,4 persen setelah broker Needham memberi rekomendasi “buy” dari “strong buy“. Saham Microsoft juga ikut turun 0,4 persen.

Selain itu, indeks semikonduktor Philadelphia yang sempat melonjak sekitar 60 persen tahun lalu, anjlok 0,9 persen. Di sektor keuangan, saham J.P. Morgan, Bank of America dan Morgan Stanley turun antara 0,5 persen dan 1,3 persen. Anjloknya saham tersebut terjadi karena yield Treasury AS juga turun.

 

Leave a Comment