Data Tenaga Kerja AS Melambat, Wall Street Bervariasi

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan pekan lalu. Investor mencermati rilis data pekerjaan AS yang melambat serta rencana China untuk melakukan stimulus pada perekonomian.

Dilansir Reuters, Senin (9/9), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 69,45 poin atau 0,26 persen pada 26.797,6, indeks S&P 500 (SPX) naik 2,72 poin atau 0,09 persen menjadi 2.978,72 dan Nasdaq Composite (IXIC) turun 13,75 poin atau 0,17 persen pada 8.103,07.

Pertumbuhan pekerjaan AS selama Agustus 2019 melambat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan lebih rendah dari perkiraan analis.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, total daftar gaji pekerjaan swasta meningkat 96.000 pekerja, terendah dalam tiga bulan terakhir. Sementara daftar gaji pekerjaan non-pertanian hanya naik 130.000 pekerja.

Kenaikan rata-rata pekerjaan hanya 3,2 persen, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang naik 3,3 persen.

Perekrutan pekerja ritel juga melambat selama bulan lalu. Bahkan perlambatan tersebut berlangsung selama tujuh bulan berturut-turut.

Namun demikian, perlambatan tersebut dibarengi dengan upah yang meningkat, yang diharapkan mampu mendukung belanja konsumen dan menjaga ekonomi tetap berkembang secara moderat.

“Laporan itu menunjukkan kemantapan di pasar kerja, meskipun tidak banyak pertumbuhan. Laporan pekerjaan memberi cukup banyak kelemahan bagi The Fed untuk memotong 25 basis poin bulan ini. Tapi data itu saja tidak cukup untuk The Fed memberi peringatan resesi,” kata Joseph Sroka, Kepala Investasi di NovaPoint di Atlanta.

Sebelumnya, Bank Sentral China mengatakan akan memangkas jumlah uang tunai yang harus dimiliki bank sebagai cadangan, sebesar total 900 miliar yuan atau USD 126,35 miliar dalam likuiditas untuk menopang perekonomian yang lesu.

Adapun dalam seminggu ini, indeks S&P 500 naik 1,8 persen, sementara Dow menambahkan 1,5 persen, dan Nasdaq naik 1,8 persen.

Dari 11 sektor utama S&P 500, 8 mencatatkan keuntungan. Sektor kesehatan adalah dorongan terbesar dengan kenaikan 0,3 persen, sedangkan sektor teknologi adalah hambatan terbesar dengan penurunan 0,2 persen.

Sektor layanan komunikasi (SPLRCL) juga berada di bawah tekanan, karena Facebook Inc (FB.O) tergelincir 1,8 persen setelah Jaksa Agung negara bagian AS mengatakan mereka akan menyelidiki apakah raksasa media sosial itu menghambat persaingan dan membuat pengguna berisiko.

Sebanyak 6,27 miliar saham berpindah tangan di bursa saham AS pekan lalu, lebih rendah dibandingkan 6,75 miliar saham selama 20 sesi terkahir.

 

Leave a Comment