Pada perdagangan Kamis (27/10/2022), indeks saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup bervariasi. Hal ini juga dipicu oleh para investor yang menyeimbangkan laporan pendapatan dan data ekonomi yang beragam, sementara poundsterling mundur dari mata uang tertinggi pada pertengahan September.
Mengutip dari Reuters, Jumat (28/10), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 0,61 persen menyusul serangkaian laporan pendapatan yang meyakinkan dan data yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS rebound pada kuartal ketiga. S&P 500 (.SPX) kehilangan 0,61 persen, dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 1,63 persen, karena tertekan oleh pendapatan sektor teknologi yang lemah, termasuk penurunan saham Facebook Meta (META.O).
Kepala Ekonom LPL Financial, Jeffrey Roach mengatakan bahwa AS saat ini tidak dalam resesi kalau melihat kekuatan sektor konsumennya. Namun, kondisi AS juga tidak termasuk kategori yang lebih bergejolak, karena pertumbuhan ekonominya terlihat melemah.
“Pasar mungkin telah memperhitungkan sebagian besar risiko resesi jangka pendek,” ujar Roach.
Selain itu, harga minyak memperpanjang reli mereka di tengah optimisme atas rekor ekspor minyak mentah AS. Hal itu membuat dolar AS menguat terhadap mata uang utama.
ECB juga menaikkan suku bunga sesuai dengan ekspektasi sebesar 75 basis poin. Kenaikan ini mengisyaratkan pihaknya ingin mulai menyusutkan neraca yang membengkak.
Investor fokus pada prospek kenaikan suku bunga di masa depan. “Kami memperkirakan ECB akan memperlambat laju kenaikan suku bunga, menaikkan ‘hanya’ 50 bps lagi pada Desember,” kata Kepala Strategi Investasi dan Penelitian EMEA di State Street Global Advisors, Altaf Kassam.
Adapun nada yang lebih dovish mendorong euro kembali di bawah paritas terhadap dolar AS. Imbal hasil obligasi Jerman 10 tahun turun ke level terendah di 1,978 persen.
Imbal hasil treasury AS juga turun lebih jauh setelah data menunjukkan pertumbuhan belanja konsumen AS melambat pada kuartal ketiga. Hal ini menandai inflasi memuncak dan The Fed dapat dengan segera mengurangi kenaikan suku bunga yang agresif.
Di sisi lain, pasar Asia diuntungkan dari spekulasi di kalangan investor bahwa bank sentral utama sedang mempertimbangkan untuk memperlambat kenaikan suku bunga agresif mereka. Hal ini mengingat tanda-tanda perlambatan ekonomi.
STOXX 600 Eropa (.STOXX) berakhir sedikit lebih rendah setelah memulihkan sebagian besar penurunan sesi. Angka ini menyentuh level tertinggi sejak 20 September saat Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde berbicara.
FTSE 100 London naik 0,25 persen (.FTSE), sementara DAX Jerman naik 0,12 persen (.GDAXI). Keduanya juga memulihkan penurunan sebelumnya.