Perusahaan-perusahaan teknologi sedang menghadapi banyak tantangan, mulai dari kelesuan perekonomian dunia hingga ketidakstabilan pasar dan teknologi-teknologi disruptif. Banyak perusahaan yang mengalami penurunan dari segi penjualan dan jumlah konsumen. Di masa-masa tidak pasti seperti saat ini, perusahaan biasanya kesulitan membuat keputusan yang tepat dan menerapkan strategi penjualan yang membantu mereka bertahan di tengah ketidakpastian, sekaligus tetap mempertahankan sumber daya yang ada.
Ketika kondisi perekonomian berubah-ubah, banyak perusahaan memutuskan untuk mengurangi pengeluaran, mengurangi anggaran untuk teknologi, dan memperluas siklus penjualan. Namun, keputusan yang sulit adalah bagaimana mengelola tantangan yang dapat mempengaruhi sukses atau gagalnya perusahaan. Faktanya adalah bahwa perlambatan perekonomian adalah hal yang tidak bisa dihindari dalam siklus penjualan. Namun, ketangguhan dan respon dari perusahaanlah yang terpenting. Peran seorang pemimpin adalah memandu perusahaan untuk melalui masa-masa sulit dan mampu bertahan di tengah ketidakpastian.
Bagaimana Cara Bertahan di Tengah Ketidakpastian?
Ketika keadaan sedang diliputi ketidakpastian, jangan pernah mengabaikan pentingnya teknologi, bahkan di tengah gejolak perekonomian. Bahkan, teknologi bisa menjadi harapan terbesar di masa-masa sulit. Berikut adalah beberapa cara yang bisa anda lakukan agar mampu bertahan di tengah ketidakpastian:
Fokus pada Kompetensi Pokok
Pertama, perusahaan harus fokus pada kompetensi intinya selama masa-masa sulit. Diversifikasi mengharuskan perusahaan menginvestasikan waktu dan sumber daya yang tidak sedikit, yang terkadang bahwa tidak dimiliki oleh perusahaan. Sebaliknya, perusahaan harus memperbaiki proses penjualannya, kemampuan tim marketing, serta interaksi dengan konsumen agar transaksi tetap terjadi di masa-masa sulit.
Perusahaan bisa memperbaiki kualitas produk dan jasa yang ditawarkan, bukannya mengambil resiko melakukan hal-hal baru untuk meningkatkan penjualan. Dengan fokus pada kompetensi intinya, perusahaan bisa mengoptimalkan kapabilitas yang ada dan menawarkan nilai maksimum tanpa harus menggunakan sumber daya secara berlebihan. Dengan demikian, perusahaan tetap bisa beroperasi secara efektif di masa-masa sulit sekalipun.
Memberikan Pelatihan kepada Karyawan
Perlu diingat bahwa karyawan adalah aset paling berharga milik perusahaan. Di masa-masa sulit, berikan program pelatihan untuk membantu tim belajar keahlian baru, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan kinerja mereka. Pertama dan terutama sekali, latih tim marketing agar disiplin dalam menjalankan tanggung jawabnya. Faktanya, ada berbagai jenis kekurangan keahlian yang bisa diatasi dengan disiplin kerja yang baik.
Dengan memberikan pelatihan kepada karyawan, kapasitas tim anda akan meningkat, sekaligus dapat membawa ide-ide baru dan meningkatkan motivasi kerja mereka. Seminar, webinar, dan konferensi bisnis adalah cara yang sangat baik untuk membantu tim anda menghadapi persaingan yang sulit.
Berinvestasi untuk Memberikan Nilai Lebih
Upaya mendapatkan Lead (lead generation) sangat penting untuk kesuksesan dalam penjualan produk teknologi, terutama di sektor B2B. Namun, ketika kondisi perekonomian sedang lesu, pendekatan yang digunakan harus lebih cerdas dan dikustomisasi untuk memenuhi kebutuhan yang unik dari setiap calon konsumen. Di satu sisi, pekerjaan ini mungkin tidak mudah, namun jangan sampai anda kehilangan semangat. Sebaiknya, tetap berupaya menghasilkan lead untuk membangun fondasi sukses yang lebih kuat di masa depan.
Untuk produk, cobalah agendakan program demo dan pameran. Untuk jasa, tawarkan layanan hemat dengan konsep untuk membangun rasa percaya di antara konsumen. Untuk menyusun strategi yang khusus, maka perusahaan harus memahami kebutuhan calon konsumen dan memberi solusi sesuai permasalahannya. Strategi ini dapat membangun kredibilitas dan kepercayaan kepada perusahaan, dan sekaligus mempersiapkan perusahaan untuk sukses ketika kondisi pasar sudah pulih.
Membangun Saluran Penjualan Yang Kokoh
Salah satu cara terbaik untuk mencapai sukses ketika kondisi perekonomian mulai pulih adalah membangun saluran penjualan yang kokoh. Memulai proses penjualan dari nol dapat menempatkan perusahaan pada posisi yang kurang menguntungkan di saat pemulihan perekonomian, karena siklus penjualan membutuhkan 3 hingga 6 bulan hingga sempurna. Dengan berinvestasi membangun saluran penjualan yang kuat, perusahaan bisa mendapatkan keuntungaan ketika kondisi pasar sudah membaik. Dengan melihat pada tahap-tahap membaangun saluran penjualan (mulai dari atas hingga ke bawah), perusahaan bisa menjalin hubungan dan membangun rasa percaya diri.
Bangun Pola Pikir “Bertani” bukan “Berburu”
Di masa-masa krisis, pendekatan ‘berburu’ calon konsumen bisa jadi tidak efektif. Sebaliknya, cobalah gunakan pendekatan ‘bertani,” yakni tetap membangun hubungan yang baik dengan konsumen. Klien yang ada saat ini diperlakukan sebagai asset yang berharga di masa-masa sulit, karena fondasi rasa percaya kedua belah pihak sudah terbangun.
Perusahaan teknologi bisa membangun loyalitas konsumen dan mempertahankan mereka dengan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan konsumen yang ada serta menawarkan dukungan yang luar biasa. Jika konsumen merasa puas, mereka akan merekomendasikan perusahaan anda kepada orang lain, sehingga terbangunlah sebuah saluran penjualan secara organik dan bisa tumbuh secara positif tanpa memerlukan anggaran yang besar.
Sekali lagi, untuk bertahan di tengah ketidakpastian, perusahaan membutuhkan keadaan yang stabil. Jadi, perusahaan harus menghindari gejolak yang dapat mempengaruhi daya tahannya di tengah ketidakpastian perekonomian.
Tagged With : manajemen bisnis • marketing