Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street tergelincir pada penutupan perdagangan Kamis (26/9). Laporan dari whistleblower yang mengungkap rencana pemakzulan Trump membuat investor berhati-hati, sementara pernyataan diplomat China terkait perdagangan belum mampu membuat indeks utama positif.
Dilansir Reuters, Jumat (27/9), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 79,59 poin atau 0,3 persen menjadi 26.891,12, indeks S&P 500 (SPX) kehilangan 7,25 poin atau 0,24 persen menjadi 2.977,62 dan Nasdaq Composite (IXIC) turun 46,72 poin atau 0,58 persen menjadi 8.030,66.
Indeks utama sempat mencapai kenaikan tertinggi setelah diplomat dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan bahwa Negeri Tirai Bambu itu bersedia membeli lebih banyak produk pertanian AS. Yi juga mengatakan, Trump telah menunjukkan itikad baik dengan menghapuskan tarif pada sejumlah produk China.
Sementara itu, laporan whistleblower yang dirilis menunjukkan bahwa Trump tidak hanya menyalahgunakan jabatannya dalam upaya untuk meminta campur tangan asing dalam pemilihan AS 2020, tetapi bahwa Gedung Putih juga mencoba ‘mengunci’ bukti tentang perilaku tersebut.
Laporan ini dipandang sebagai pegangan Partai Demokrat untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Adapun dorongan pemakzulan ini telah menambah volatilitas di pasar keuangan.
Facebook Inc (FB.O) berada di antara hambatan terbesar di S&P 500, turun 1,5 persen setelah Departemen Kehakiman AS akan membuka penyelidikan antitrust dari perusahaan media sosial.
Investor juga mencerna laporan Bloomberg bahwa Trump kemungkinan tidak akan memperpanjang pengabaian pada perusahaan-perusahaan AS, untuk memasok sejumlah barang Huawei Technologies Co Ltd.
Sektor energi S&P 500 turun 1,3% persen. Sementara sektor defensif, termasuk utilitas, berada di antara kelompok dengan kinerja terbaik.
Saham startup kebugaran Peloton Interactive Inc (PTON.O) turun 11,2 persen dalam debut pasar mereka.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 6,11 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 7,2 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.