Banyak trader sudah familiar dengan komoditi minyak mentah yang biasanya diperdagangkan dengan simbol CL (Crude Oil). Namun, ada beberapa fakta yang seringkali luput dari perhatian trader. Padahal, fakta-fakta itu bisa memengaruhi penilaian fundamental terhadap komoditi minyak ini maupun memengaruhi kualitas keputusan trading Anda. Fakta apa sajakah itu? Mari simak satu per satu dalam artikel ini.
- Minyak mentah memiliki komposisi berbeda-beda, tergantung dimana lokasi tambangnya.
Ada empat klasifikasi minyak, yaitu light, medium, heavy, dan extra heavy oil. Semakin “heavy” minyak, maka semakin sulit pemrosesan selanjutnya. Minyak yang ditambang di Timur Tengah biasanya lebih “heavy” daripada minyak asal AS. Faktor ini juga yang membedakan antara minyak West Texas Intermediate (WTI), Brent, Dubai Crude, dan jenis-jenis minyak lain.
- Minyak mentah bukan hanya digunakan untuk membuat BBM.
Tahukah Anda, bahwa produk olahan minyak mentah itu tak selalu berbentuk minyak? Faktanya, minyak mentah dipergunakan pula sebagai bahan baku lilin, pelumas, aspal, dan petrokimia lain. Petrokimia dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi plastik, pakaian, dan lain sebagainya. Bahkan, produk elektronik seperti ponsel dan komputer pun membutuhkan pelumas yang dibuat dari minyak mentah. Inilah mengapa komoditi minyak mentah disebut sebagai sumber energi utama dunia.
- Hanya 5 negara yang menyuplai separuh kebutuhan minyak dunia.
Agar bisa menambang minyak dan memprosesnya, sebuah negara tak hanya perlu punya deposit minyak dalam bumi saja, melainkan juga memiliki SDM dan modal memadai untuk mengeksploitasi secara maksimal. Inilah sebabnya mengapa produksi minyak global saat ini didominasi oleh lima negara saja, yaitu Amerika Serikat, Arab Saudi, Rusia, Iran, dan Kanada. Apabila terjadi gangguan atau gejolak terhadap fasilitas migas di negara-negara tersebut, maka harga minyak bisa bergolak.
- Harga minyak berkorelasi negatif terhadap nilai tukar Dolar AS.
Selain berstatus sebagai negara produsen sekaligus konsumen minyak terbesar, Amerika Serikat memegang posisi sebagai perilis mata uang utama yang dipergunakan dalam mayoritas transaksi perdagangan internasional. Oleh karena itu, ketika nilai tukar Dolar AS menguat, maka harga minyak menjadi lebih mahal bagi negara lain yang menggunakan mata uang berbeda. Akibatnya, permintaan minyak cenderung berkurang dan harganya menurun.
- Harga minyak WTI berkorelasi positif dengan nilai tukar Dolar Kanada (CAD/USD).
Kanada merupakan negara penyandang status surplus minyak netto. Artinya, produksi minyak-nya jauh lebih besar ketimbang konsumsi. Semakin mahal harga minyak, maka semakin banyak pula keuntungan yang masuk ke pundi-pundi Kanada. Selaras dengan itu, Dolar Kanada cenderung bergerak searah dengan harga minyak. Jika harga minyak menguat, maka Dolar Kanada berpotensi menguat. Jika harga minyak melemah, maka Dolar Kanada berpotensi melemah.
Tagged With : analisa fundamental • minyak