Inilah saatnya bagi karyawan untuk berhenti sejenak dan melihat kembali dampak yang telah ditimbulkan oleh pandemi kepada masyarakat dan menemukan jejak yang ditinggalkannya. Di saat kejadian depresi meningkat hingga 25%, jumlah korban pandemi justru semakin tidak diketahui. Sebagai pemimpin perusahaan, perlu untuk mempertimbangkan bagaimana menjaga Kesehatan mental di tempat kerja, terutama bagi lini pimpinan maupun karyawan.
Ketika diskusi tentang Kesehatan mental, terutama di tempat kerja, semakin marak, Mental Health Awareness Month memberikan peluang besar untuk mengambil momentum dan menunjukkan bagaimana anda bisa berkontribusi terhadap Kesehatan karyawan. Di akhir pandemi, ketika kewajiban mengenakan masker sudah dicabut dan karyawan kembali bekerja di kantor, perusahaan harus mempertimbangkan bagaimana tempat kerja menjadi sebuah lingkungan pengasuhan dan pembelajaran, di mana karyawan bisa berkembang dan Kesehatan mental mereka terjaga.

Bagaimana Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja
Sebagai pemimpin, anda berkewajiban untuk mengetahui keadaan karyawan dan menyediakan sumber daya yang bisa mereka akses. Anggap saja karyawan dan rekan kerja anda adalah teman atau anggota keluarga:
Ketahui Bagaimana Perasaan Karyawan tentang Transisi
Sebagian besar narasi yang ada tentang kembali ke kantor dipenuhi oleh kesenangan dan kebahagiaan, namun perlu diakui bahwa ada perasaan campur aduk yang berkaitan dengan masalah ini. Transisi dari bekerja jarak jauh ke bekerja di kantor seperti biasa bisa jadi memicu stress bagi banyak orang. Para pemimpin perusahaan harus menyadari bahwa kembali ke kantor mungkin mudah bagi sebagian orang namun sulit bagi sebagian lagi. Pahami situasinya dari semua sisi agar anda bisa menciptakan perubahan yang senyaman mungkin bagi semua orang.
Sediakan Sumber Daya Yang Bisa Diakses dan Menyenangkan
Percakapan seputar Kesehatan mental juga mengharuskan para pemimpin untuk mendedikasikan lebih banyak sumber daya demi kesejahteraan emosional anggota tim. Aturan mainnya adalah bahwa tunjangan tersebut semestinya tidak rumit atau melelahkan bagi karyawan maupun unsur pimpinan. Misalnya, berikan akses kepada pakar konseling atau ahli terapi. Ini bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk menjaga kesehatan secara umum maupun kesehatan mental dalam jangka panjang.
Secara internal, pemimpin juga harus menyadari bahwa seorang karyawan mungkin membutuhkan hari libur untuk perawat fisik darurat. Atau, ada juga yang membutuhkan cuti untuk menenangkan mental. Perusahaan mestinya memberikan fleksibilitas bagi karyawan untuk mempertimbangkan kebutuhan emosional karyawan dan memastikan bahwa mereka merasa nyaman saat meminta waktu libur tersebut.
Ciptakan Lingkungan di Mana Kesehatan Mental Menjadi Pembicaraan Yang Lumrah
Di beberapa organisasi, kesehatan mental bisa jadi dipandang sebagai sesuatu yang tabu untuk dibicarakan. Semestinya tidak begitu. Kesehatan mental bisa mempengaruhi kemampuan karyawan anda untuk bekerja secara efisien sepanjang hari. Saat masa-masa sulit mempengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka, karyawan semestinya merasa nyaman berbicara, meminta bantuan, maupun dukungan kepada anda.
Apa yang anda lakukan bisa menciptakan perbedaan dalam diri karyawan sepanjang hari. Misalnya, buat jadwal pemeriksaan kesehatan mental di mana sekelompok karyawan membentuk lingkaran meditasi dan mendiskusikan praktek-praktek baik untuk mengatasi masalah. Selain itu, pimpinan bisa membuat sebuah kotak saran di mana karyawan bisa membahas bagaimana cara memperbaiki lingkungan kerja.
Ketika karyawan merasa aman dan nyaman mengekspresikan diri, serta tahu bahwa mereka akan mendapatkan dukungan untuk tumbuh, dan menjadi diri sendiri setiap hari, maka kondisi semacam ini akan mempengaruhi produktivitas di tempat kerja secara positif. Ini merupakan cara yang efektif untuk menjaga Kesehatan mental di tempat kerja.
Terima dan Pahami Masalah Kesehatan Mental Yang Ada
Meskipun percakapan seputar kesehatan mental bukanlah hal baru, pembicaraan seputar topik ini semakin lazim di tempat kerja, sekolah, maupun ruang public. Meskipun anda secara pribadi tidak mengalami masalah dengan kesehatan mental, setiap orang tetap membutuhkan edukasi tentang masalah kesehatan mental yang mungkin terjadi dan dialami karyawan anda. Anda bisa mengajukan pertanyaan ringan untuk melihat tanggapan mereka. Dengan cara seperti ini, anda membuat karyawan merasa diperhatikan dan pada akhirnya, mereka akan menjadi rekan sekalipun pendukung dalam upaya menjaga kesehatan mental di tempat kerja.
Ada banyak cara untuk memperoleh pengetahuan tentang kesehatan mental. Misalnya, sediakan waktu selama jam kerja untuk mengajak karyawan bercerita tentang pemahaman dan opini mereka seputar kesehatan mental. Ini adalah cara yang cukup efektif untuk menciptakan suatu lingkungan pengasuhan yang positif bagi kesehatan mental karyawan.
Sebagai kesimpulan, upaya untuk menjaga kesehatan mental di tempat kerja akan lebih ringan jika anda sebagai pimpinan bisa menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, di mana pembicaraan tentang kesehatan mental tidak dipandang sebagai topik yang aneh. Lingkungan kerja yang nyaman mendorong karyawan untuk lebih terbuka mengutarakan masalahnya dan mendiskusikan bagaimana cara mengatasinya. Dengan cara ini, masalah yang ada bisa diatasi secara dini dan masalah yang lebih berat bisa dicegah.
Tagged With : manajemen bisnis