Investasi saham itu mudah. Anda cukup membuka rekening investasi di perusahaan sekuritas, kemudian menyetorkan dana dan membeli saham pilihan. Namun, keuntungan dari investasi saham tersebut bisa jadi lebih sulit untuk didapatkan. Lebih buruk lagi, banyak investor saham pemula gagal mengidentifikasi penyebab kegagalannya.
Berdasarkan pengalaman penulis dan rekan-rekan, ada beberapa masalah yang sering mengakibatkan investor saham gagal mendapatkan keuntungan. Berikut ini tiga diantaranya:
1. Langsung jual ketika harga saham menurun.
Di mata investor berpengalaman, penurunan harga saham bisa jadi mengisyaratkan peluang untuk beli. Namun, investor baru seringkali belum memahami cara kerja pasar, sehingga hanya membeli saham-saham yang harganya sedang meningkat dan langsung menjualnya ketika harga saham menurun. Bagaimana mungkin Anda akan cuan kalau investasi dengan cara begini!?
Seharusnya, Anda memilih saham berdasarkan analisis teknikal dan fundamental, bukan sekedar karena harga sedang naik atau sedang turun. Pilihan untuk mempertahankan (hold) atau melepas (jual) koleksi saham juga selayaknya didasari oleh pertimbangan yang sama. Ada saham-saham yang memang terus menerus meningkat secara konsisten, seperti saham BBRI. Ada saham yang penurunan harganya berakibat fatal seperti BUMI. Namun, ada pula saham yang naik-turun, sehingga penurunan harganya merupakan peluang untuk beli (contohnya: TLKM).
2. Mengabaikan volume bid/ask.
Pada platform trading saham, Anda akan menyaksikan baris harga penawaran dan permintaan, berikut baris volume di sampingnya. Investor berpengalaman akan menggunakan kedua data ini sebagai bahan pertimbangan, bukan hanya baris harga saja. Namun, investor pemula sering mengabaikan baris volume, sehingga malah melakukan kekeliruan lugu.
Sebaiknya, Anda mempertimbangkan juga baris volume, karena:
- Ketika volume bid dan ask suatu saham sangat minim, berarti saham itu bisa jadi saham mati. Apabila membeli saham seperti ini, kelak Anda akan sulit menjualnya kembali.
- Ketika volume penawaran jauh melebihi permintaan, berarti saham itu kemungkinan sedang dilanda aksi jual.
- Ketika volume permintaan jauh melebihi penawaran, berarti saham itu kemungkinan sedang mengalami kenaikan minat beli.
3. Mendengarkan rumor yang tak jelas asal-muasalnya.
Ingatlah bahwa ini jamannya hoax. Anda bisa mengalami kerugian besar, hanya karena mempercayai info yang salah. Jadi, selalu usut sumber informasi dan lakukan verifikasi rumor, sebelum membuat keputusan investasi apapun berdasarkan suatu pemberitaan.
Harga saham seringkali melonjak atau anjlok karena sekelebat rumor saja. Namun, harga pasti akan kembali normal apabila rumor itu terbukti salah. Jangan sampai Anda terjebak beli pada harga tinggi, hanya karena mempercayai kabar angin.
Itulah tiga kesalahan utama yang menyebabkan investor saham pemula gagal cuan. Apakah Anda masih melakukan salah satu atau malah semuanya? Segera hentikan kebiasaan buruk tersebut, kemudian rancang rencana investasi yang lebih matang.
Tagged With : investasi • investasi jangka panjang • saham