Banyak sekali kisah trader gagal di sekitar kita, beberapa diantaranya bisa bangkit kembali dan beberapa yang lain memilih untuk berhenti trading. Namun, ada beberapa kisah trader gagal yang benar-benar “fantastis” dan perlu dijadikan pelajaran berharga bagi kita semua. Dengan mengetahui beberapa kisah ini, kita dapat menghindari “kebodohan sepele” yang berakibat menguras saldo rekening kita sendiri.
1. Jesse Livermore
Livermore pernah menjadi salah satu orang terkaya di dunia dan sering dijuluki sebagai “Bapak Day-Trading”. Namun, akhir kehidupannya sangat tragis. Ia mulai trading saham sejak masa remaja dan berhasil mendapatkan profit USD1,000 pada usia 15 tahun; sebuah jumlah yang sangat besar pada tahun 1890-an. Setelah itu ia mendapatkan uang berlipat ganda terus dari trading berbagai aset keuangan, hingga akhirnya US SEC menerapkan peraturan trading baru yang membuatnya rugi besar dan bangkrut pada tahun 1934. Depresi, ia berulangkali mencoba bunuh diri hingga akhirnya “berhasil” mencabut nyawanya sendiri pada tahun 1940.
Hikmah: Selalu perhatikan peraturan trading yang ditentukan bursa dan atau broker. Trader tidak dapat seorang diri memengaruhi pasar, melainkan kita lah yang harus selalu beradaptasi dengan kondisi pasar.
2. Steve Perkins
Nama Steve Perkins tidak se-masyhur Livermore, tetapi kisahnya tak kalah “menyedihkan”. Dahulu, Perkins bekerja sebagai trader komoditi profesional di PVM Oil Futures yang berbasis di London. Pada tahun 2009, ia trading saat mabuk berat, sehingga melakukan aksi beli massal di pasar futures dan mengeruk hampir 70 persen pasar minyak dunia. Tindakannya itu menimbulkan kerugian hingga USD 10 Juta bagi perusahaannya. Tak pelak, ia langsung dipecat.
Hikmah: Jangan trading saat mabuk atau kondisi emosi kurang baik. Pastikan Anda berpikiran jernih dan objektif saat melakukan eksekusi trading apapun. Kalau perlu, pasang password pada gadget atau aplikasi yang digunakan untuk trading, agar Anda tidak dapat membukanya saat mabuk.
3. Knight Capital
Perusahaan investasi yang satu ini sempat menjadi salah satu dealer terdepan di pasar saham dan options. Namun, situasi berubah 180 derajat pada 1 Agustus 2012. Setelah dilakukannya sebuah upgrade software, perusahaan mengirimkan order salah secara beruntun ke pasar. Error-nya software itu menimbulkan kerugian fatal hingga USD440 juta Dolar AS sebelum perusahaan menyadari dan mematikan sistemnya.
Hikmah: Berhati-hatilah saat trading menggunakan robot forex. Pastikan selalu menguji robot pada akun demo terlebih dahulu sebelum menerapkannya pada akun riil. Selain itu, ada baiknya memasang kendali cadangan atau pemantauan sekunder via ponsel, agar Anda dapat mematikan sistem secepatnya setelah terdeteksi gangguan.
Tagged With : komoditas • saham • trading forex