3 Cara Trading Menggunakan Relative Strength Index (RSI)

Diantara berbagai indikator teknikal untuk trading forex, Relative Strength Index (RSI) merupakan salah satu favorit trader dan paling banyak dipakai di dunia. Namun, banyak trader pemula kesulitan dan bingung bagaimana cara yang tepat untuk menggunakannya dalam trading.

Sebenarnya, cara trading forex menggunakan RSI bisa dirangkum dalam tiga poin sederhana, yaitu:

1. Perhatikan RSI level 50.0.

Dalam penggunaan indikator RSI, level 50.0 merupakan ambang antara bearish dan bullish. Apabila garis RSI bergerak ke atas level 50.0, berarti ini dapat diartikan sebagai sinyal Bullish (Buy). Sedangkan jika garis RSI bergerak dari atas ke bawah level 50.0, maka itu merupakan sinyal Bearish (Sell). Sederhana sekali, bukan!?

Cara Trading Menggunakan Relative Strength Index

2. Oversold/Overbought pada level 70.0/30.0 atau 80.0/20.0

Salah satu fungsi RSI paling populer adalah sebagai penanda kondisi pasar jenuh jual (oversold) dan jenuh beli (overbought). Umumnya, trader menggunakan acuan level atas 70.0 sebagai area overbought dan bawah level 30.0 sebagai area oversold. Artinya, ketika harga sudah mencapai atas 70.0, ada peluang penurunan; sedangkan jika harga sudah anjlok di bawah ambang 30.0 maka ada peluang kenaikan. Namun, ini sangat rentan sinyal fake (palsu).

Mengapa demikian? karena harga suatu pasangan mata uang seringkali masih naik lagi, meskipun RSI sudah mencapai lebih dari 70.0. Harga juga masih bisa terus merosot meski sudah jatuh hingga kurang dari 30.0.

Oleh karenanya, ada trader yang menggeser ambang atas overbought menjadi 80.0 dan ambang bawah oversold ke bawah 20.0. Dengan demikian, kemungkinan fake dapat dikurangi.

3. Trading Divergen

Jika sepintas melihat grafik harga dan membandingkannya dengan RSI, maka akan nampak bahwa keduanya seringkali bergerak searah. Jika harga naik, maka RSI naik. Jika harga turun, maka RSI turun. Namun, sebenarnya ada situasi tertentu ketika kedua bergerak ke arah berlawanan.

Situasi langka yang disebut divergensi ini terjadi ketika harga membentuk level tinggi baru, sedangkan RSI malah menurun; atau saat harga menurun ke level rendah baru, sedangkan RSI malah naik. Bagi trader forex yang suka melawan tren, divergensi dianggap sebagai peluang trading terbaik karena akan ada pembalikan tren.

Untuk memanfaatkannya, pada situasi divergen, trader akan selalu mengambil posisi sesuai arah RSI. Artinya, ketika harga naik dan RSI turun, trader akan membuka posisi Sell. Sebaliknya, saat harga turun dan RSI naik, maka trader akan membuka posisi Buy.

Ketiga cara trading menggunakan RSI ini merupakan beberapa teknik yang paling populer di kalangan trader. Sepintas agak sulit. Namun, jika sudah terbiasa, maka Anda akan mudah memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan.

Tagged With :

Leave a Comment