Mata uang sekarang tidak lagi didukung sepenuhnya oleh emas. Namun, bank sentral tetap membutuhkan cadangan devisa emas untuk menanggulangi risiko krisis ekonomi dan inflasi. Cadangan devisa emas juga dapat berperan menjaga stabilitas mata uang.
Hampir semua bank sentral di dunia selalu berupaya untuk mengakumulasi cadangan devisa emas sejauh kemampuan negaranya. Kendati demikian, tidak semua bank sentral melakukannya karena pembelian emas sebagai cadangan devisa akan membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Berikut ini daftar negara yang memiliki cadangan devisa emas terbesar di dunia per kuartal pertama tahun 2024:
- Amerika Serikat (8.133,46 ton)
- Jerman (3.352,31 ton)
- Italia (2.451,84 ton)
- Prancis (2.436.91 ton)
- Rusia (2.332,74 ton)
- China (2.262,45 ton)
- Swiss (1.040,00 ton)
- Jepang (845,97 ton)
- India (822,09 ton)
- Belanda (612,45 ton)
- Turki (570,30 ton)
- Taiwan (423,63 ton)
- Portugal (382,63 ton)
- Polandia (359,89 ton)
- Uzbekistan (357,69 ton)
- Arab Saudi (323,07 ton)
- Kazakhstan (310,62 ton)
- Inggris Raya (310,29 ton)
- Lebanon (286,83 ton)
- Spanyol (281,58 ton)
Setiap negara memiliki kebijakan berbeda-beda mengenai cadangan devisa emas. Perbedaan-perbedaan tersebut dapat memengaruhi jumlah cadangan devisa emas yang dimiliki oleh bank sentral, maupun persentase emas dibandingkan valas dan aset lain dalam total cadangan devisa suatu negara.
Turki hanya menduduki peringkat ke-11 dalam hal jumlah emas yang dimiliki, tetapi proporsinya mencapai 100% dari total cadangan devisa. Proporsi tersebut bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan porsi cadangan devisa emas AS yang sebesar 71,33% saja. Hal ini karena pemerintah Turki terus membeli emas dalam upaya menstabilkan nilai tukar dan mengimbangi defisit neraca transaksi berjalan.
Konstitusi Swiss mengharuskan bank sentralnya untuk selalu menyimpan emas dalam persentase tertentu dari total cadangan devisanya. Apabila bank sentral ingin mengurangi kepemilikan emasnya, mereka harus terlebih dahulu mengadakan referendum demi memperoleh restu dari rakyatnya secara langsung.
China terus memborong emas seiring dengan pertumbuhan ekonominya yang pesat. Namun, data cadangan devisa emas dari bank sentralnya belum tentu benar-benar mencerminkan semua logam mulia yang dimilikinya. Hal ini karena instansi regional dapat mengakumulasi emas juga secara terpisah dari pemerintah pusat.
World Gold Council biasanya merilis data pembelian emas oleh bank sentral setiap tahun. Selain itu, mereka juga mempublikasikan proyeksi permintaan emas oleh bank sentral untuk periode berikutnya. Data-data dapat diakses pada situs World Gold Council.
Tagged With : emas • logam mulia