Sejak era Revolusi Industri antara tahun 1700 hingga 1900-an, minyak telah menjadi salah satu sumber energi utama dunia. Penemuan energi nuklir pada era 1950-an tidak mampu menggeser dominasinya, karena infrastruktur dan penerapan yang lebih rumit, mahal, dan berbahaya dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ada dua perkembangan teknologi baru terancam menggusur status minyak tersebut.
Hadir di tengah makin tingginya produksi minyak dunia setelah ditemukannya teknologi fracking yang menghasilknya minyak shale dengan biaya produksi sangat rendah, kedua teknologi baru ini merupakan sinyal penurunan harga minyak bumi yang lebih tajam dalam jangka panjang. Apa sajakah kedua teknologi ini?
1. Pengembangan Baterai Lithium-ion
Baterai Lithium-ion (Li-ion) merupakan jenis baterai generasi baru yang dapat diisi ulang dengan energi listrik dan mampu memuat energi besar dalam kemasan relatif ramping. Anda boleh jadi mengenalinya sebagai baterai yang digunakan dalam perangkat smartphone di genggaman Anda. Namun, fungsi baterai Lithium-ion bukan itu saja.
Menurut CNBC, pengembangan baterai Lithium-ion telah mengurangi biaya penyimpanan energi secara dramatis, dari $3000/kWh menjadi $170/kWh dalam tempo 20 tahun saja. Hal ini membuat pemberdayaan sumber energi angin dan solar menjadi lebih murah dan terjangkau bagi negara-negara berkembang maupun negara maju. Konsekuensinya, eksistensi kedua sumber energi alternatif tersebut makin lama makin menggusur penggunaan minyak di tingkat korporasi maupun rumah tangga.
2. Mobil Listrik
Teknologi baterai Lithium-ion bukan saja meningkatkan adopsi sumber energi angin dan solar, melainkan juga mendorong kemajuan inovasi mobil listrik. Anda boleh jadi pernah mendengar nama TESLA, merek mobil listrik terdepan dunia asal Amerika Serikat. Selain itu, negara-negara lain seperti Jepang, China, serta kawasan Eropa juga berlomba-lomba mengembangkan produk mobil listrik serta mensosialisasikan penggunannya sebagai opsi alat transportasi ramah lingkungan.
Penggunaan mobil listrik di negara berkembang yang ketersediaan energi listriknya terbatas dan kurang stabil seperti di Indonesia memang masih kurang layak dipertimbangkan. Namun, secara internasional, peningkatan penggunaan mobil listrik ini jelas mengancam mobil berbahan bakar diesel.
Di tengah kedua perkembangan teknologi baru ini, dapatkan minyak bertahan? Migas kemungkinan masih menjadi salah satu komoditas vital dunia, karena belum ada penggantinya dalam produksi plastik. Penggunaan baterai Lithium-ion pada transportasi udara dan laut pun dianggap lebih rentan dan kurang kompetitif. Namun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa permintaan akan minyak bakal menyusut, hingga bisa mengakibatkan penurunan harga pula, kecuali bila produksi minyak ikut berkurang.
Tagged With : analisa fundamental • investasi jangka panjang • minyak