Bursa saham Amerika Serikat jatuh pada perdagangan Jumat (1/5), setelah Presiden Donald Trump mengancam mengenakan tarif baru bagi China atas krisis virus corona (Covid-19).
Berdasarkan laporan Reuters, Senin (4/5), ketiga indeks saham utama AS ditutup turun lebih dari 2 persen. Dow Jones Industrial Average JJI turun 224,94 poin atau 0,92 persen menjadi 24.120,78.
Sementara, S&P 500 .SPX turun sebesar 43,34 poin atau 1,49 persen pada 2.869,09. Sedangkan Nasdaq Composite .IXIC turun 208,26 poin atau 2,34 persen menjadi 8.681,29.
Trump mengaku sedang menyusun langkah-langkah pembalasan terhadap China sebagai hukuman atas wabah virus corona. Trump menganggap China biang kerok atas pandemi corona yang telah menyebabkan puluhan ribu nyawa di Amerika Serikat melayang dan memicu kontraksi ekonomi.
Untuk kesekian kalinya, retorika Trump memicu kekhawatiran adanya pengenaan tarif seperti yang telah mengguncang dunia dalam dua tahun terakhir lewat perang dagang.
Trump menyalahkan China karena virus corona bermula muncul dari kota Wuhan dan kemudian dengan cepat menyebar ke seluruh dunia.
Seperti diketahui, pertumbuhan manufaktur di AS tergelincir ke level terendah dalam 11 tahun terakhir. Hal ini terjadi karena banyak pabrik yang ditutup.
Pada perdagangan bursa saham Amerika Serikat Jumat lalu, 11 sektor S&P 500 ditutup di zona merah, dengan persentase penurunan terbesar pada sektor energi. Sebanyak 275 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan hasil kuartalan.
Secara agregat, pendapatan S&P 500 kuartal pertama tercatat turun 12,7 persen dibanding tahun lalu. Padahal pada Januari lalu S&P 500 masih tercatat tumbuh 6,3 persen.
Adapun saham Tesla Inc (TSLA.O) jatuh 10,3 persen setelah Chief Executive Elon Musk berkicau di Twitter bahwa harga saham pembuat mobil listrik itu terlalu tinggi.
Saham Amazon.com (AMZN.O) juga turun 7,6 persen setelah perusahaan tersebut memperingatkan biaya terkait pandemi dapat menyebabkan kerugian kuartalan pertama dalam lima tahun.
Laporan kuartal I Apple Inc (AAPL.O) juga tak sesuai ekspektasi. Sayangnya perusahaan pembuat iPhone tersebut menolak untuk memberikan perkiraan kuartal saat ini. Sahamnya turun 1,6 persen.
Saham Exxon Mobil (XOM.N) turun 7,2 persen setelah perusahaan melaporkan penurunan laba karena anjloknya permintaan dan harga minyak.
Rivalnya, Chevron Corp CVX.O membukukan kenaikan laba 38 persen didorong oleh penjualan aset dan pemangkasan rencana pengeluaran. Namun sahamnya juga turun 2,8 persen.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 10,17 miliar saham, lebih rendah dibandingkan rata-rata perdagangan saham selama 20 hari terakhir sebanyak 12,19 miliar saham.