Wall Street Tergelincir Lagi, Tekanan dari Sektor Teknologi dan Surat Utang

Indeks saham utama di Wall Street kembali merosot pada Rabu (7/8), didorong oleh penurunan tajam pada saham-saham teknologi dan kekhawatiran investor terhadap kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Dow Jones Industrial Average turun 234,21 poin (-0.6%), S&P 500 melemah 40,53 poin (-0.77%), dan Nasdaq Composite anjlok 171,05 poin (-1.05%).

Apa yang Menyebabkan Penurunan?

  • Teknologi Jadi Beban: Sektor teknologi, yang menjadi salah satu pendorong utama pasar saham dalam beberapa tahun terakhir, mengalami tekanan berat. Indeks teknologi S&P 500 turun 1.4%.
  • Hasil Obligasi Naik: Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS jangka panjang memicu kekhawatiran investor akan potensi kenaikan suku bunga dan melambatnya pertumbuhan ekonomi.
  • Lelang Surat Utang: Hasil lelang surat utang yang kurang menggembirakan semakin memperkuat sentimen negatif di pasar.
  • Perkiraan Perusahaan Mengecewakan: Beberapa perusahaan besar, seperti Walt Disney dan Super Micro Computer, melaporkan kinerja keuangan yang kurang baik dari perkiraan, yang memicu aksi jual saham mereka.
  • Ketidakpastian Ekonomi: Investor masih khawatir tentang potensi resesi di AS dan dampaknya terhadap perusahaan-perusahaan.

Pandangan Para Analis

Lindsey Bell, kepala strategi di 248 Ventures, mengatakan bahwa investor mungkin sedang mengambil untung setelah reli singkat pada hari sebelumnya. Ia juga menambahkan bahwa pasar cenderung menguji level terendah baru sebelum benar-benar keluar dari tren penurunan.

Reaksi Pasar Global

Sementara Wall Street tertekan, pasar saham di Jepang justru menguat. Kenaikan ini didorong oleh komentar dari pejabat Bank of Japan yang mengindikasikan bahwa bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

IHSG DIPERKIRAKAN BERGERAK TERBATAS

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak terbatas pada perdagangan hari ini. Meski demikian, penguatan cadangan devisa Indonesia memberikan sentimen positif bagi pasar.

Pada penutupan perdagangan kemarin, Rabu (7/8), IHSG berhasil menguat 1,16% atau 82,916 poin, ditutup di level 7.212,131.

Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak dalam rentang 7.150 hingga 7.300 poin. Kenaikan cadangan devisa yang mencapai USD 145,4 miliar pada Juli 2024, dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dinilai akan menopang ketahanan ekonomi domestik dari tekanan eksternal.

“Pasar berharap kondisi cadangan devisa tersebut akan terus mendukung ketahanan dalam negeri,” tulis Pilarmas dalam risetnya.

Selain itu, prospek ekspor yang positif serta surplus neraca transaksi modal dan finansial juga menjadi faktor penunjang. Sentimen positif investor terhadap ekonomi Indonesia dan imbal hasil investasi yang menarik turut berkontribusi terhadap ketahanan eksternal.

Sentimen Global dan Rekomendasi Saham

Namun, pelemahan indeks di bursa Wall Street, terutama saham-saham teknologi, berpotensi menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Di sisi lain, aksi beli investor asing, penguatan nilai tukar rupiah, dan kenaikan harga komoditas seperti minyak mentah, gas alam, serta timah dapat menjadi katalis positif.

CGS International Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat, dengan support di level 7.175 dan 7.140, serta resistance di level 7.250 dan 7.285.

Untuk rekomendasi saham, Pilarmas Investindo Sekuritas menjagokan DOID, PWON, dan JPFA. Sementara itu, CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan BMRI, JPFA, ASII, MYOR, MEDC, dan TOWR.

Leave a Comment