Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street mulai menanjak pada perdagangan Selasa (21/5), usai pemboikotan perusahaan teknologi asal China, Huawei, mereda.
Dilansir Reuters, Rabu (22/5), indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 137,73 poin atau 0,54 persen pada 25.817,63.
Indeks S&P 500 (SPX) naik 19,20 poin atau 0,68 persen pada 2.859,43 dan indeks Nasdaq Composite (IXIC) naik 67,04 poin atau 0,87 persen pada 7.769,41.
Donald Trump memberikan izin kepada produsen peralatan telekomunikasi China untuk membeli barang-barang dari AS hingga 19 Agustus 2019.
Tercatat saham Philadelphia Semiconductor Index naik 1,61 persen. Begitu juga dengan perusahaan pemasok untuk Huawei, seperti Intel Corp, Qualcomm Inc, Xilinx Inc, dan Broadcom Inc yang langsung meningkat 1-2 persen.
Sektor teknologi S&P 500 juga naik 1,08 persen, peningkatan terbesar di antara sebelas sektor S&P lainnya.
“Pelonggaran Huawei dilihat sebagai tanda AS dan China tak bahagia, namun masih ingin melakukan negosiasi satu sama lain,” kata analis Connor Campbell, Spreadex, London.
Trump pada akhir pekan lalu menambahkan Huawei ke daftar hitam perdagangan. Ini menyebabkan beberapa perusahaan menunda bisnis dengan pembuat peralatan telekomunikasi terbesar di dunia tersebut dan memicu kekhawatiran itu dapat berdampak pada sektor teknologi global.
Reuters melaporkan, Google Alphabet Inc akan berhenti menyediakan akses Huawei ke aplikasi dan layanan miliknya. Namun Huawei merespons akan bekerja sama dengan perusahaan AS untuk menyelesaikan pembatasan tersebut.
Wall Street telah dipengaruhi oleh meningkatnya kekhawatiran perang dagang yang berkepanjangan. Indeks S&P 500 mencatat penurunan bulanan terparah sejak aksi jual Desember 2018.
Sentimen lainnya, investor juga kecewa dengan laporan pendapatan dari beberapa ritel yang anjlok.
Saham Home Depot Inc turun 0,5 persen sekaligus sebagai penurunan terbesar di Dow, setelah peritel perabot rumah tangga itu melaporkan pertumbuhan yang melambat di kuartal I 2019. Bahkan perlambatannya paling parah dalam tiga tahun terakhir.
Kohl Corp anjlok 12,4 persen, terbesar di antara perusahaan S&P 500, setelah operator department store itu memangkas perkiraan laba tahun ini dan melaporkan laba bersih di kuartal I 2019 yang tidak memenuhi harapan.
Begitu juga dengan peritel J.C Penney Co Inc yang turun 7,4 persen setelah perusahaan melaporkan penurunan laba di kuartal I.