Indeks-indeks utama di Wall Street mengalami penurunan tajam pada penutupan perdagangan Jumat (2/8). Nasdaq Composite bahkan resmi memasuki wilayah koreksi setelah data laporan pekerjaan AS yang mengecewakan memicu kekhawatiran akan resesi.
Dow Jones Industrial Average merosot 610,71 poin (-1,51%) ke level 39.737,26. S&P 500 juga ikut tertekan, turun 100,12 poin (-1,84%) ke level 5.346,56. Sementara itu, Nasdaq Composite anjlok 417,98 poin (-2,43%) menjadi 16.776,16.
Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan penambahan jumlah pekerja non-pertanian hanya sebesar 114.000 pada bulan lalu, jauh di bawah ekspektasi pasar yang mencapai 175.000. Angka ini bahkan dianggap terlalu rendah untuk mengimbangi pertumbuhan populasi. Selain itu, tingkat pengangguran juga meningkat menjadi 4,3%, mendekati level tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Data yang mengecewakan ini semakin menguatkan kekhawatiran bahwa ekonomi AS akan melambat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Para investor kini mempertanyakan keputusan Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan terakhirnya.
“Data pekerjaan yang buruk ini menjadi berita utama hari ini,” ujar Lamar Villere, manajer portofolio di Villere & Co. “Investor semakin khawatir bahwa Fed mungkin telah bertindak terlalu lambat dalam menurunkan suku bunga, dan kita bisa saja menuju ke arah resesi.”
Data pekerjaan yang lemah ini juga memicu “Aturan Sahm,” sebuah indikator yang secara historis dianggap cukup akurat dalam memprediksi resesi.
Dengan penurunan yang signifikan ini, Nasdaq Composite kini telah kehilangan lebih dari 10% dari puncaknya pada bulan Juli, memenuhi definisi teknis untuk koreksi pasar. S&P 500 juga mengalami penurunan dua hari terbesar sejak Maret 2023.
IHSG BERGERAK FLUKTUATIF
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak fluktuatif pada perdagangan Senin (5/8). IHSG ditutup melemah 17,86 poin (0,24 persen) ke 7.308,12 pada penutupan perdagangan saham Jumat (2/8).
“IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dengan pivot saat ini di 7300,” tulis Analis Phintraco Sekuritas dalam risetnya Senin (5/8).
Pendorongnya adalah indeks saham Amerika Serikat atau Wall Street yang melemah di Jumat (2/8) merespons data sektor tenaga kerja. Non Farm Payrolls turun ke 114 ribu di Juli 2024 dari 179 ribu di Juni 2024.
Hal ini bersamaan dengan unemployment Rate melonjak ke 4,3 persen pada Juli 2024 dari 4,1 persen di Juni 2024. “Kondisi tersebut memicu kekhawatiran bahwa pemangkasan the Fed Rate yang diperkirakan pada September 2024 sudah terlambat untuk mencegah resesi ekonomi AS di semester II 2024,” tambah Phintraco Sekuritas.
Selain kondisi ekonomi AS, pasar juga mencermati perkembangan kondisi keamanan di Timur Tengah seiring peningkatan intensitas konflik antara Israel dengan Iran. Dampaknya adalah komoditas energi yang diperkirakan mengalami penguatan pada pekan ini.
Sementara, dari dalam negeri, pasar mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi semester II pada awal pekan ini. Pasar masih cukup optimis terhadap peluang pertumbuhan di atas 5 persen yoy pada periode tersebut.
“Eskalasi konflik di Timur Tengah dan realisasi pertumbuhan ekonomi 2Q24 yang di bawah ekspektasi menjadi faktor risiko utama IHSG pada pekan ini,” imbuh Phintraco Sekuritas.
Saham-saham yang dapat diperhatikan sepanjang Senin (5/8) meliputi ADMR, HRUM, PTBA, MAPI, BBTN, dan EXCL.
Secara teknikal, analis MNC Sekuritas melihat pergerakan IHSG saat ini diperkirakan sedang berada di fase konsolidasi. Selama IHSG belum mampu break 7,354 sebagai resistance terdekatnya, saat ini posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian awal dari wave 2 dari wave (3).
“Sehingga pergerakan IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya. Adapun area koreksi IHSG diperkirakan akan menguji ke rentang 7,026-7,103, support pada 7,207, 7,099 dan resistance 7,354, 7,396,” tulis MNC Sekuritas dalam risetnya Senin (5/8).
Saham-saham yang direkomendasikan meliputi ERAA, MIDI, TOWR, dan ITMG untuk diperhatikan sepanjang Senin (5/8).