Wall Street ditutup merosot tajam pada Kamis (1/8), mengakhiri bulan Juli dengan kinerja buruk. Data ekonomi terbaru yang menunjukkan tanda-tanda pelemahan ekonomi semakin menguatkan kekhawatiran investor bahwa The Fed akan terus mempertahankan kebijakan moneter yang ketat.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 494,82 poin (1,21%), S&P 500 turun 75,62 poin (1,37%), dan Nasdaq Composite anjlok 405,25 poin (2,3%).
Data aktivitas manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) yang dirilis pada Kamis menunjukkan kontraksi terburuk dalam delapan bulan terakhir. Indeks PMI manufaktur turun menjadi 46,8, di bawah level 50 yang mengindikasikan kontraksi. Sektor manufaktur, yang merupakan tulang punggung ekonomi AS, kini menunjukkan tanda-tanda melemah.
Quincy Krosby, kepala strategi global untuk LPL Financial, mengatakan bahwa penurunan tajam di Wall Street hari ini bukan didorong oleh laporan pendapatan perusahaan, melainkan oleh kekhawatiran investor terhadap kebijakan moneter The Fed. Data ekonomi yang lemah semakin menguatkan ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan sikap hawkish. Hal ini tercermin dari penurunan tajam pada imbal hasil Treasury, yang menyentuh level terendah enam bulan.
Data klaim pengangguran mingguan yang dirilis pada Kamis menunjukkan peningkatan yang signifikan, mencapai level tertinggi dalam 11 bulan terakhir. Hal ini mengindikasikan adanya pelemahan di pasar tenaga kerja AS. Quincy Krosby memperingatkan bahwa jika laporan penggajian non-farm payroll pada Jumat menunjukkan peningkatan tingkat pengangguran, maka The Fed akan menghadapi dilema yang sulit.
DIPROYEKSI KEMBALI MENGUAT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan kembali menguat pada perdagangan Jumat (2/8). IHSG ditutup naik 70,22 poin (0,97 persen) ke 7.325,98 pada penutupan Kamis.
Analis Phintraco Sekuritas melihat usai menguat pada Kamis (1/8), secara teknikal, Stochastic RSI bergerak naik oversold area menuju pivot, sementara MACD cenderung menyempit pada positive slope.
“Dengan demikian, IHSG kami perkirakan akan menguji resistance pada area 7.450-7.500 di Jumat,” tulis Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Jumat (2/8).
Dari sisi sentimen, penguatan IHSG didorong oleh euforia oleh pernyataan positif dari The Fed terkait pemangkasan suku bunga serta data domestik. Data inflasi menunjukkan perlambatan laju inflasi menjadi 2,13 persen secara year on year (yoy) pada Juli, turun dari 2,51 persen yoy.
Selain itu, inflasi inti juga relatif stabil di kisaran 1,95 persen yoy dari level sebelumnya 1,90 persen. Ditambah dengan nilai tukar rupiah juga terapresiasi 0,15 persen menjadi Rp16,230 per sore Kamis (1/8).
“Ke depan, pasar akan memperhatikan rilis data dari AS mengenai Non-Farm Payrolls (NFP) dan tingkat pengangguran. Data NFP diproyeksikan akan turun dari 206.000 menjadi 175.000 pada Juli 2024. Selain itu, tingkat pengangguran diperkirakan akan tetap berada di level 4,10 persen,” jelas Phintraco Sekuritas.
Saham-saham pilihan di Jumat (2/8) meliputi BBNI, BMRI, BBTN, BBRI, dan TOWR.
Analis Binaartha Sekuritas melihat setelah ditutup penguat, IHSG diperkirakan akan menembus resisten fraktal 7374 sebagai target terdekat wave [i] karena telah menembus resisten minor 7292 pada hari Kamis.
Setelah terjadinya penembusan, IHSG dapat mengawali fase koreksi wave [ii] jika masih berada di bawah resisten fraktal berikutnya di level 7454.
“Level support IHSG berada di 7207-7233, 7159 dan 7099, sementara level resistennya di 7374, 7454 dan 7500. Berdasarkan indikator MACD berada dalam kondisi netral,” tulis analis Binaartha Sekuritas dalam risetnya, Jumat (2/8).
Adapun saham-saham yang direkomendasikan meliputi AKR, ARTO, BMRI dan SMGR sepanjang perdagangan Jumat (2/8). (*)