Wall Street Menguat, Investor Tunggu Senat AS Putuskan Dana untuk Tangkal Corona

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Rabu (25/3) waktu setempat. Sejumlah indeks utama menghijau jelang pemungutan suara senat AS mengenai paket stimulus USD 2 triliun untuk mendukung perekonomian yang terkena imbas pandemi virus corona.

Melansir Reuters, Kamis (26/3), Dow Jones Industrial Average naik 2,39 persen menjadi 21.200,55 poin. Bahkan setelah tergelincir dari level tertingginya, Rabu kemarin menjadi momentum kenaikan 14 persen Dow Jones selama dua sesi, terkuat sejak 1987.

Pun dengan S&P 500 yang naik 1,15 persen menjadi 2.475,56. Bahkan Indeks S&P 500 ditutup menguat untuk sesi kedua berturut-turut. Sedangkan, indeks Nasdaq Composite turun 0,45 persen menjadi 7.384,30. Padahal sebelumnya sempat naik.

Adalah saham Boeing yang paling melonjak hingga 24 persen. Sementara Grup American Airlines, United Airlines Holding, dan Delta Air Lines masing-masing melonjak lebih dari 10 persen.

Kenaikan saham Boeing ini karena investor menunggu kucuran dana dari pemerintah AS, sebab industri penerbangan menjadi sektor yang paling terpukul karena corona. Jika ditarik ke belakang, Boeing, yang merupakan simbol kekuatan manufaktur AS, sahamnya babak belur karena corona, turun lebih dari 50 persen sejak pertengahan Februari.

“Apa yang telah dilakukan stimulus fiskal dan moneter ini memungkinkan pasar pulih,” kata Kepala Strategi Pendapatan Tetap di Piper Jaffray di Chicago, Justin Hoogendoorn.

Para pejabat pemerintahan Presiden AS Donald Trump dan Anggota Senat dari Partai Republik dan Demokrat mengatakan mereka telah menyetujui Rancangan Undang-Undang stimulus ini yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dari dana USD 2 triliun yang bakal dikucurkan, mencakup USD 500 miliar untuk membantu industri yang terpukul dan USD 3.000 bantuan langsung tunai untuk jutaan keluarga di AS.

Meski begitu, Senator Bernie Sanders, calon presiden dari Partai Demokrat mengungkapkan jika dia siap untuk menunda RUU itu. Alasannya, sekelompok senator dari Partai Republik menyatakan keberatan mereka pada bahasa karena tunjangan pengangguran dalam undang-undang.

Sementara itu, Anggota Dewan dari Partai Republik Kevin McCarthy mengatakan dia ingin Anggota Dewan memiliki setidaknya 24 jam setelah pemilihan Anggota Senat untuk meninjau RUU tersebut.

Sebenarnya, para investor masih khawatir dengan bayangan resesi global di depan dan gagal bayar dari perusahaan besar akibat virus ini. Karena itu, banyak investor yang masih enggan untuk mengakhiri aksi jual di pasar Wall Street.

Berdasarkan data yang jatuh tempo, pada Kamis (26/3) kemungkinan bakal ada lonjakan klaim pengangguran minggu hingga 1 juta orang karena perusahaan mengumumkan PHK. Selama masa karantina di negara AS, banyak toko yang tutup.

Karena itu, Ahli Strategi Investasi Senior untuk Bank Wealth Management AS Rob Roborth mengatakan bahwa investor masih berhati-hati di pasar. “Kami belum tahu kapan langkah-langkah jarak sosial ini akan berakhir, dan bukti untuk saat ini adalah bahwa mereka akan terus berkembang,” ungkapnya.

 

Leave a Comment