Indeks utama Wall Street melonjak pada penutupan perdagangan Kamis (14/5). Hal tersebut didorong oleh prospek pemulihan ekonomi dan adanya kemungkinan Trump menambah lagi stimulus fiskal, serta harapan pelonggaran lockdown di sejumlah negara.
Dilansir Reuters, Jumat (15/5), Dow Jones Industrial Average naik 377,37 poin atau 1,62 persen menjadi 23.625,34, indeks S&P 500 naik 32,5 poin atau 1,15 persen menjadi 2.852,5, dan Nasdaq Composite menambahkan 80,55 poin atau 0,91 persen menjadi 8.943,72.
Ketiga indeks meningkat setelah adanya kemungkinan pemerintah AS akan menambah stimulus. Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, Trump terbuka untuk kemungkinan menambah stimulus fiskal demi mendorong perekonomian.
Adapun dalam stimulus sebelumnya, Trump memberikan keringanan bagi dunia usaha maupun bantuan langsung tunai kepada warga AS. Setiap orang dewasa diberikan USD 1.000 dan USD 500 per anak.
Namun di sisi lain, ada kekhawatiran investor akibat pernyataan Trump pada Rabu malam. Trump kembali menyalahkan China atas wabah virus corona yang telah memakan korban di hampir seluruh negara. Para investor khawatir hal ini akan menghidupkan kembali perang dagang, yang akan menambah kerusakan ekonomi global.
“Pasar saat ini tengah bergulir dengan waktu. Sebagian percaya dalam waktu yang tak lama lagi akan ditemukan vaksin corona, ini akan memicu pemulihan ekonomi dalam waktu dekat,” kata Tim Ghriskey, kepala strategi investasi di Inverness Counsel di New York.
Dari sebelas sektor utama dalam S&P 500, hanya sektor konsumsi yang mengalami penurunan. Sektor keuangan dan energi memimpin kenaikan.
Musim pendapatan kuartal pertama menuju tahap akhir dan sebanyak 451 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerja. Dari jumlah itu, 66,7 persen perusahaan mencatatkan laba di atas proyeksi analis.
Namun secara rata-rata, pendapatan perusahaan selama kuartal I 2020 ini turun 12,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Cisco Systems Inc (CSCO.O) ditutup naik 4,5 persen, setelah perusahaan mencatatkan kenaikan laba di kuartal pertama tahun ini, didorong oleh lonjakan permintaan akibat banyak masyarakat yang bekerja dari rumah.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 11,81 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 11,45 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.