Wall Street Melesat setelah Kekhawatiran Virus Corona Mereda

Indeks utama Wall Street melesat pada penutupan perdagangan awal pekan ini. Serangkaian data ekonomi AS serta sebagian besar pendapatan emiten yang positif mampu menekan kekhawatiran investor dari virus corona.

Dilansir Reuters, Selasa (11/2), Dow Jones Industrial Average naik 0,14 persen menjadi 29.144,45, indeks S&P 500 naik 0,26 persen menjadi 3.336,39, dan Nasdaq Composite naik 0,54 persen pada 9.572,02.

Sebagian masyarakat di China kembali bekerja ketika negara itu tengah bergulat dengan virus yang telah merenggut ratusan nyawa, lebih banyak daripada SARS.

“Beberapa orang berpikir wabah ini mungkin memiliki dampak yang sangat lambat pada pertumbuhan di China secara khusus,” kata Peter Kenny, pendiri Kenny’s Commentary LLC dan Strategic Board Solutions LLC di New York.

“Tetapi pada akhirnya, pendapatan perusahaan dan data ekonomi AS sangat kuat dan kami melihat ini lebih banyak dipengaruhi kinerja saham,” lanjutnya.

Indeks S&P 500 mencatatkan rekor dengan kenaikan mingguan tertinggi dalam delapan bulan, sementara Nasdaq mencatat kenaikan persentase mingguan terbesar dalam setahun ini.

Dari 324 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan hasil kinerja kuartal IV 2019, sekitar 71 persen pendapatannya di atas estimasi.

Indeks real estat naik 0,7 persen, terbesar di antara sektor S&P lainnya.

Namun demikian, meningkatnya permintaan safe havens menekan imbal hasil obligasi AS (US Treasury). Adapun US Treasury bertenor sepuluh tahun turun 3 basis poin menjadi sekitar 1,543 persen, sedangkan imbal hasil US Treasury bertenor tiga bulan justru meningkat menjadi 1,558 persen.

Kenaikan 2,1 persen di saham Amazon.com Inc dan kenaikan lebih dari 1 persen di saham Microsoft Corp dan Alphabet Inc menjadi faktor pendorong kenaikan S&P 500 dan Nasdaq.

Pembuat mobil listrik Tesla Inc naik 1,6 persen karena pabriknya di Shanghai kembali beroperasi.

Apple Inc turun tipis karena analis memperkirakan penjualan ponsel pintar di China akan turun sebanyak 50 persen pada kuartal I 2020, sejalan penutupan toko dan menurunnya produksi setelah wabah virus corona.

 

 

Leave a Comment