Wall Street Lesu Akibat Kekhawatiran Virus Corona

BURSA saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street melemah pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Virus corona membuat investor khawatir, meskipun kinerja perusahaan positif.

Dilansir Reuters, Senin (27/1), Dow Jones Industrial Average turun 242,56 poin atau 0,83 persen menjadi 28.917,53, indeks S&P 500 kehilangan 34,7 poin atau 1,04 persen menjadi 3.290,84, dan Nasdaq Composite turun 95,23 poin atau 1,01 persen menjadi 9.307,25.

Ketiga indeks utama itu memperpanjang kerugian setelah Centers for Disease Control and Prevention mengonfirmasi kasus kedua virus corona di AS, kali ini di Chicago.

Pelaku pasar pun mencermati secara hati-hati perkembangan virus corona. Apalagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan situasi ini sebagai keadaan darurat di China, yang telah menewaskan 26 orang dan menginfeksi lebih dari 800 orang di malam liburan Tahun Baru Imlek.

“Ketakutan virus bisa cukup memaksa investor untuk memikirkan kembali langkah yang ditempuh, jika pasar telah berjalan terlalu jauh, terlalu cepat, dan terlalu lama. Ada banyak ketidakpastian di pasar, ketakutan virus hanya menambah hal itu,” kata David Carter, kepala investasi di Lenox Wealth Advisors di New York.

Saham Intel Corp melonjak 7,8 persen setelah melaporkan lompatan pendapatan pada pusat data dan komputasi berbasis cloud, serta perkiraan laba 2020 yang lebih baik.

American Express Co juga diuntungkan dari penjualan ritel AS yang kuat, membukukan kenaikan pendapatan tahunan 9 persen, lebih baik dari perkiraan. Saham perusahaan kredit konsumen ini naik 2,3 persen.

Saham perusahaan chip Broadcom Inc naik 0,7 persen, setelah melakukan perjanjian dengan Apple untuk memasok komponen nirkabel. Sementara perusahaan chip saingannya, Skyworks Solutions dan Qorvo Inc, masing-masing turun 4,8 persen dan 4,9 persen.

Pada pekan ini, investor mencermati kinerja sejumlah saham, terutama Apple Inc, McDonald’s Corp, Starbucks Corp, Tesla Inc, Amazon.com Inc, Boeing Co, Facebook Inc, dan Caterpillar Inc.

“Kami memandang 2019 sebagai tahun harapan dan kami yakin pertumbuhan laba perusahaan akan meningkat di 2020,” tambah Carter.

 

Leave a Comment