Pada perdagangan Selasa (9/8/2022), indeks utama saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menurun. Hal itu terjadi karena investor menunggu data inflasi AS yang dapat menyebabkan Federal Reserve lebih memperketat upayanya untuk mengekang inflasi.
Mengutip dari Reuters, Rabu (10/8) Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 58,13 poin, atau 0,18 persen, menjadi 32.774,41, sedangkan S&P 500 (.SPX) kehilangan 17,59 poin, atau 0,42 persen, menjadi 4.122,47 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 150,53 poin, atau 1,19 persen menjadi 12.493,93.
Tak hanya itu, volume di bursa AS juga menurun menjadi 10,64 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 10,94 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Adapun angka inflasi AS akan diumumkan pada hari Rabu (11/8). Ledakan laporan pekerjaan minggu lalu kemungkinan akan menghentikan The Fed dari pelonggaran kenaikan suku bunga dalam waktu dekat dan menghentikan reli pasar dari posisi terendah pertengahan Juni.
Investor melihat peluang 68,5 persen dari Fed menaikkan suku sebesar 75 basis poin pada bulan September, yang akan menjadi kenaikan besar ketiga berturut-turut.
Kepala Institut Investasi BlackRock, Jean Boivin mengatakan inflasi saat ini terutama didorong oleh pasokan. Sehingga pedoman tradisional bank sentral tentang pengetatan suku bunga untuk membatasi permintaan tidak akan seefektif siklus sebelumnya.
“Kita akan melihat bank sentral dikejutkan oleh inflasi. Mereka harus terdengar hawkish di belakang ini,” kata Boivin kepada Reuters Global Markets Forum.
Data pekerjaan dari Jumat lalu mengikis beberapa argumen bullish bahwa Fed akan “berporos” ke sikap kebijakan netral, diikuti oleh penurunan suku bunga awal tahun depan.
Di sisi lain, penandatanganan RUU yang dilakukan Joe Biden untuk memberikan subsidi senilai USD 52,7 miliar untuk produksi dan penelitian semikonduktor AS.
“Ini merupakan langkah memperoleh dukungan bipartisan untuk memerangi investasi China di bidang teknologi,” ujar Boivin.
DIPREDIKSI MENGUAT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan hari Rabu (10/8). Pada perdagangan hari Selasa (9/8), IHSG ditutup menguat 16,031 poin (0,23 persen) ke level 7.102,880.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengamati pergerakan IHSG masih terlihat cukup betah berada dalam rentang konsolidasi wajar. Peluang kenaikan terbatas akan terlihat hari ini.
“Peluang tekanan masih harus diwaspadai. Saat ini IHSG masih ditopang oleh beberapa faktor di antaranya mulai rilisnya data keuangan emiten pada semester 1 dan stabilnya perekonomian dalam negeri yang terlihat dari data yang telah terlansir,” katanya.
William menyebut peluang koreksi masih dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pembelian terutama bagi investor jangka panjang.
Sementara itu, Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christopher memperkirakan IHSG menguji di level support 7.060-7.081 dan resistance di rentang 7.133-7.144.
“Secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low mengindikasikan potensi penguatan. Perlu diwaspadai stochastic membentuk deadcross di area overbought sehingga rawan terkoreksi,” kata Dennies dalam risetnya, Rabu (10/8).
Dennies mengatakan pergerakan IHSG akan didorong musim rilis laporan kinerja emiten per semester 1 2022. Selain itu, investor akan mencermati rilis data retail sales.
Adapun beberapa saham yang direkomendasikan Dennies, yaitu ERAA dan MIKA.
- ERAA
Recommendation: Specific Buy
Target Price : 515-525
Entry Level: 490-500
Stop Loss: 486
- MIKA
Recommendation: Buy
Target Price: 2.690-2.730
Entry Level: 2.580-2.620
Stop Loss: 2.550