Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Jumat (30/10). Penurunan tersebut menandai aksi jual mingguan terbesar di Wall Street sejak Maret lalu. Dikutip dari Reuters, Senin (2/11) penurunan Wall Street disebabkan karena penurunan sektor teknologi, rekor kenaikan kasus virus corona dan kegelisahan atas pemilihan presiden yang memadamkan sentimen investor.
Dow Jones Industrial Average turun 157,51 poin, atau 0,59 persen menjadi 26.501,6. Sementara S&P 500 kehilangan 40,15 poin, atau 1,21 persen menjadi 3.269,96 dan Nasdaq Composite turun 274,00 poin, atau 2,45 persen menjadi 10.911,59.
Selama pekan lalu, Dow turun 6,5 &, S&P 500 5,6 persen dan Nasdaq 5,5 persen. Sedangkan selama bulan Oktober, Dow turun 4,6 persen, S&P 500 2,8 persen dan Nasdaq 2,3 persen.
S&P 500 telah mencatatkan penurunan sekitar 8,9 persen sejak mencapai level tertinggi pada awal September lalu. Penurunan ini disebabkan oleh laporan kuartalan emiten-emiten teknologi yang gagal memenuhi ekspektasi investor.
Saham Apple Inc anjlok 5,6 persen setelah perseroan melaporkan penjualan iphone turun sangat tajam sejak dua tahun terakhir karena keterlambatan peluncuran ponsel 5G baru.
Saham Amazon.com Inc juga turun 5,45 persen setelah perseroan memperkirakan lonjakan biaya terkait COVID-19, sementara Facebook Inc turun 6,3 persen karena perseroan memperingatkan bahwa 2021 diprediksi sebagai tahun lebih menantang.
Sementara itu sektor layanan komunikasi mendapat dorongan dari lonjakan saham Alphabet Inc setelah perusahaan induk Google tersebut melaporkan kinerja kuartalan yang positif karena banyak perusahaan kembali beriklan.
“Ada aksi jual besar-besaran pada nama-nama teknologi besar itu karena mereka tidak memenuhi hype dan orang-orang benar-benar khawatir tentang pemilu minggu depan,” kata Kim Forrest, kepala investasi di Bokeh Capital Partners di Pittsburgh.
Musim laporan laba kuartal ketiga hampir melewati setengah jalan. Hingga saat ini sekitar 86,2 persen dari perusahaan S&P 500 melaporkan kinerja kuartalan yang melampaui prediksi. Secara keseluruhan, laba diperkirakan turun 10,3 persen dari tahun sebelumnya.