Wall Street Ditutup Anjlok karena Investor Khawatir Ekonomi AS Melemah

Pada perdagangan Selasa, 5 Maret 2024, indeks utama saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup melemah tajam. Ini berbanding terbalik dengan bitcoin dan emas menyentuh level tertinggi sepanjang masa karena pelaku pasar mengamati data ekonomi yang akan datang dan tindakan bank sentral.

Mengutip Reuters, ketiga indeks saham utama AS turun lebih dari 1 persen. Rata-rata Industri Dow Jones (.DJI) turun 404,64 poin, atau 1,04 persen menjadi 38.585,19, S&P 500 (.SPX) kehilangan 52,3 poin, atau 1,02 persen menjadi 5.078,65.

Lalu Nasdaq Composite (.IXIC) yang sarat teknologi menderita kerugian paling tajam, turun 267,92 poin, atau 1,65 persen menjadi 15.939,59.

“Sepertinya ini adalah hari di mana berita buruk tetaplah berita buruk,” kata ahli strategi investasi nasional di US Bank Wealth Management di Minneapolis, Tom Hainlin dikutip dari Reuters pada Rabu (6/3).

“Kami memiliki data yang lesu. Hal ini lebih disebabkan oleh kekhawatiran mengenai perlambatan ekonomi dan bukan mengenai berapa kali The Fed akan menurunkan suku bunganya pada tahun ini,” tambah Hainlin.

Meskipun ada sentimen penghindaran risiko di kalangan investor saham, bitcoin menyentuh rekor tertinggi. Cryptocurrency terakhir turun 7,6 persen hari ini di USD 62,380. “Anda mengalami lonjakan besar dalam saham, dan investor mencari investasi di bidang lain yang menurut mereka dapat menghasilkan uang,” kata CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana, Chuck Carlson.

Emas juga mencapai titik tertinggi sepanjang masa, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga.

“Kita dapat menarik garis dari data ekonomi yang lemah ke ekspektasi yang lebih tinggi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya hingga berkurangnya dukungan terhadap dolar, yang pada gilirannya mendukung emas,” tambah Hainlin.

Data ekonomi menunjukkan berkurangnya ekspansi sektor jasa AS, dan penurunan pesanan pabrik baru yang lebih tajam dari perkiraan.

Saham-saham Eropa juga ditutup melemah setelag langkah Tiongkok untuk menstimulasi perekonomiannya gagal mengesankan investor. Para pemilik modal malah semakin berhati-hati menjelang data ekonomi zona euro dan AS, serta keputusan kebijakan dari Bank Sentral Eropa.

Indeks STOXX 600 pan-Eropa (.STOXX) kehilangan 0,23 persen dan ukuran saham MSCI di seluruh dunia (.MIWD00000PUS) menumpahkan 0,79 persen.

Saham-saham negara berkembang kehilangan 0,89 persen. Indeks MSCI yang terluas untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang (.MIAPJ0000PUS) ditutup 0,95 persen lebih rendah, sedangkan Nikkei Jepang (.N225) kehilangan 0,03 persen.

Dolar melemah terhadap sejumlah mata uang dunia setelah data ekonomi AS yang lebih lemah dari perkiraan.

Indeks dolar (.DXY) turun 0,07 persen dengan euro naik 0,03 persen menjadi USD 1,0857.

Yen Jepang menguat 0,39 persen terhadap greenback menjadi 149,95 per dolar, sementara PoundSterling terakhir diperdagangkan pada USD 1,2706, naik 0,13 persen.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun turun ke level terendah dalam satu bulan menyusul data sektor jasa yang lebih lemah dari perkiraan karena investor bersiap untuk laporan ketenagakerjaan pada hari Jumat.

Obligasi obligasi 10 tahun terakhir naik harganya pada 21/32 menjadi menghasilkan 4,137 persen dari 4,219 persen pada akhir Senin.

Harga obligasi 30 tahun terakhir naik 43/32 dan menghasilkan imbal hasil 4,275 persen dari 4,355 persen pada akhir Senin.

Harga minyak melemah di tengah skeptisisme terhadap rencana pertumbuhan ekonomi China menjelang laporan mingguan persediaan minyak mentah AS.

Minyak mentah AS turun 0,75 persen menjadi USD 78,15 per barel, sementara Brent menetap di USD 82,04, turun 0,92 persen hari ini.

Emas menyentuh titik tertinggi sepanjang masa karena pelaku pasar memperkuat spekulasi mereka bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga kebijakan utamanya pada bulan Juni. Harga emas di pasar spot bertambah 0,7 persen menjadi USD 2,129.54 per ounce.

 

Leave a Comment