Wall Street Berakhir Variatif, Dipicu oleh Kehati-hatian Investor Jelang Pengumuman The Fed

PADA penutupan perdagangan Selasa (21/9/2021) waktu Amerika Serikat, Wall Street berakhir variatif. Pemicunya, kehati-hatian investor menjelang pengumuman Bank Sentral AS atau The Fed dan kekhawatiran gagal bayar raksasa properti China Evergrande Group.

Dow Jones Industrial Average turun 50,63 poin atau 0,15 persen menjadi 33.919,84, S&P 500 kehilangan 3,54 poin, atau 0,08 persen menjadi 4.354,19, dan Nasdaq Composite menambahkan 32,50 poin atau 0,22 persen menjadi 14.746,40.

Perdagangan berombak, dengan Dow dan S&P 500 menghapus kenaikan sesi sebelum penutupan. Sementara Nasdaq berakhir sedikit lebih tinggi. Industri S&P 500 memimpin kerugian di antara sektor-sektornya.

Saham Walt Disney Co turun 4,2 persen dan merupakan hambatan terbesar pada S&P 500 dan Dow setelah Chief Executive Officer Bob Chapek mengatakan kebangkitan varian Delta dari virus corona menunda produksi beberapa judulnya.

Pergerakan saham-saham di sana nyaris datar setelah aksi jual besar-besaran pada Senin (20/9) dengan kekhawatiran atas masalah di pengembang China Evergrande dan kehati-hatian menjelang berita kebijakan Federal Reserve hari Rabu yang membatasi pasar.

Kekhawatiran default yang terus-menerus membayangi upaya ketua Evergrande untuk meningkatkan kepercayaan pada perusahaan pada hari Selasa, sementara pemerintah China tidak menunjukkan tanda-tanda akan campur tangan untuk membendung efek apa pun di seluruh ekonomi global.

Menurut Direktur Pelaksana Perdagangan Ekuitas Wedbush Securities, Michael James, para investor telah dikondisikan untuk menarik mundur dari keuntungan sebagian besar, tapi kegugupan di benak investor masih ada.

“Situasi Evergrande masih menjadi awan hitam yang menggantung di pasar global. Kombinasikan itu dengan ketidakpastian dengan komentar Fed yang akan datang besok, dan ada keengganan untuk menjadi terlalu agresif di sisi panjang,” kata dia dikutip dari Reuters, Rabu (22/9).

Investor menunggu akhir pertemuan Fed minggu ini yang mungkin menjelaskan kapan pembelian besar-besaran atas utang pemerintah akan mulai mereda. Pejabat di The Fed akan mengungkapkan proyeksi baru karena investor juga waspada untuk setiap waktu pengetatan suku bunga.

BERGERAK TERBATAS

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak terbatas hari ini, Rabu (22/9), karena minimnya sentimen positif. Di pasar global, justru tengah diliputi kekhawatiran potensi gagal bayar perusahaan pengembang China Evergrande Group dan tapering off oleh Bank Sentral Amerika Serikat The Fed.

Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menilai minimnya sentimen positif di pasar modal berpotensi pada penurunan indeks saham besar hari ini.

Dia memperkirakan indeks saham atau IHSG melaju di rentang support 5.969 dan resistance 6.202. Adapun saham-saham yang layak dicermati seperti ITMG, ICBP, JSMR, AKRA, EXCL, SCMA, dan ASRI.

Sementara itu, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan, memproyeksikan IHSG bisa kembali menanjak setelah kemarin tertekan oleh pelemahan bursa saham secara global akibat kekhawatiran gagal bayar Evergrande.

Untuk hari ini, menurutnya IHSG diprediksi akan berbalik menguat dengan level support 6.014 hingga 5.969 dan resistance di 6.086 hingga 6.113.

“Secara teknikal pergerakan telah mencapai area oversold sehingga ada potensi rebound jangka pendek. Namun penguatan diperkirakan hanya bersifat sementara,” kata Dennies dalam riset harinya.

Prediksi terbatasnya pergerakan IHSG hari ini, kata Dennies, karena pasar masih dibayangi kekhawatiran gagal bayar Evergrande dan investor yang hati-hati terhadap tapering off. Beberapa saham yang layak dicermati antara lain ERAA, WIKA, dan KLBF. (*)

 

Leave a Comment