Pada penutupan perdagangan Rabu (24/3/2021), ketiga indeks utama Wall Street anjlok. Penurunan saham teknologi disebabkan oleh pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan Menteri Keuangan Janet Yellen mengenai optimisme perekonomian AS.
Melansir Reuters, Kamis (25/3), Dow Jones Industrial Average turun 3,09 poin atau 0,01 persen menjadi 32.420,06, indeks S&P 500 kehilangan 21,38 poin atau 0,55 persen menjadi 3.889,14, dan Nasdaq turun 265,81 poin atau 2,01 persen menjadi 12.961,89.
Powell mengatakan bahwa kondisi yang paling mungkin di 2021 perekonomian akan berjalan sangat kuat.
“Tahun yang sangat, sangat kuat,” kata Powell.
Hal tersebut pun membuat saham teknologi mesti gigit jari. Investor melepas saham teknologi dan memgalihkannya ke sektor yang dinilai menguntungkan saat ekonomi kembali pulih.
Sebaliknya, saham energi dan keuangan mencatatkan kenaikan tertinggi setelah proyeksi ekonomi yang kuat di tahun ini. Sektor keuangan naik 0,4 persen, industri naik 0,7 persen, dan energi melonjak 2,5 persen karena harga minyak mentah kembali meningkat.
Imbal hasil obligasi AS atau US Treasury tenor sepuluh tahun turun menjadi sekitar 1,6 persen, dari sebelumnya sekitar 1,7 persen.
“Kami sedikit tenang di sini. Kami tahu bahwa ekonomi siap untuk benar-benar mengalami akselerasi pada kuartal kedua. Tapi kami belum melihat akselerasinya, jadi inilah yang kami tunggu,” David Kelly, kepala strategi global di JPMorgan Asset Management.
Proyeksi perekonomian AS yang kuat di tahun ini pun ditandai dengan meningkatkan indeks manufaktur di awal Maret. Pesanan baru juga kembali meningkat. Namun di satu sisi, adanya hambatan pada rantai pasokan memberikan tekanan biaya pada produsen, dan dikhawatirkan akan berdampak pada kenaikan inflasi.
Apple Inc, Tesla Inc, Amazon.com Inc, Facebook Inc dan Microsoft Corp memimpin penurunan tajam pada S&P 500 dan Nasdaq.
Intel Corp anjlok 2,3 persen, setelah keuntungannya tergilas rencana perusahaan yang akan menghabiskan USD 20 miliar untuk membangun dua pabrik di Arizona dan membuka pabriknya untuk pelanggan luar.
GameStop Corp anjlok 33,8 persen, setelah peritel video game ini mengatakan mungkin akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga sahamnya yang meroket, sekaligus mendanai ekspansi perusahaan ini di e-commerce.
Volume di bursa AS adalah 12,72 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 14,0 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.