Indeks saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street mulai bangkit dari keterpurukan pada penutupan perdagangan Selasa (4/2). Kekhawatiran investor terhadap virus corona berkurang setelah Bank Sentral China melakukan intervensi.
Dilansir Reuters, Rabu (5/2), Dow Jones Industrial Average naik 478,26 poin atau 1,68 persen menjadi 28.878,07, indeks S&P 500 naik 55,44 poin atau 1,71 persen menjadi 3.304,36, dan Nasdaq Composite menambahkan 196,98 poin atau 2,12 persen menjadi 9.470,38.
Bank Sentral China memangkas suku bunga acuan 10 basis poin dan menyuntikkan likuiditas sebesar USD 242,74 miliar ke pasar saham untuk menstabilkan ekspektasi pasar keuangan dan mengembalikan kepercayaan investor.
Stimulus itu dilakukan China karena virus corona diperkirakan juga memukul aktivitas ekonomi global pada kuartal I 2020.
“Pasar hanya melihat di luar virus corona dan mereka senang dengan tindakan China untuk sektor keuangan,” kata Lindsey Bell, kepala strategi investasi Ally Invest.
Sentimen positif lainnya yakni permintaan produksi barang-barang AS naik 1,8 persen di Desember 2019. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak Agustus 2018.
Saham teknologi naik 2,6 persen, memimpin kenaikan di antara sektor lainnya. Saham perusahaan chip, yang memiliki kaitan dengan China juga meningkat, dengan indeks Philadelphia Semiconductor naik 3,0 persen.
Saham Tesla Inc (TSLA.O) melonjak 18,7 persen dan memperpanjang keuntungan pada saham pembuat kendaraan listrik.
Meski demikian, saham Alphabet (GOOGL.O) turun 2,9 persen, setelah pendapatan kuartal IV 2019 induk perusahaan Google itu lebih rendah dari prediksi analis.