Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Rabu (30/10). Indeks utama melesat usai Federal Reserve memangkas bunga acuan di bulan ini.
Dilansir Reuters, Kamis (31/10), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 115,54 poin atau 0,43 persen menjadi 27.186,96, indeka S&P 500 (SPX) naik 9,92 poin atau 0,33 persen menjadi 3.046,81, dan Nasdaq Composite (IXIC) menambahkan 27,12 poin, atau 0,33 persen menjadi 8.303,98.
The Fed menurunkan suku bunga acuan menjadi 1,5-1,75 persen di Oktober 2019. Namun bank sentral AS ini memberikan sinyal akan menunda pemangkasan bunga acuan di beberapa waktu mendatang.
Ketua The Fed Jerome Powell juga memberikan sinyal bank sentral kemungkinan akan mempertahankan suku bunga karena tak ada perubahan besar dalam prospek ekonomi. Selain itu juga untuk membantu saham bergerak lebih tinggi di AS dan menunggu tahap terakhir dari perdagangan.
“Kami percaya bahwa kebijakan moneter ada di tempat yang baik,” kata Powell konferensi pers.
Harapan penurunan suku bunga dan optimisme investor dalam beberapa waktu terakhir ini telah mengangkat indeks S&P 500 mencatatkan rekor tertinggi harian selama tiga sesi berturut-turut.
Sub-sektor perbankan yang sensitif terhadap suku bunga (SPXBK), berhasil memangkas kerugian setelah pernyataan Powell, meskipun masih turun 0,69 persen. Sektor energi (SPNY) turun 2,12 persen. Sementara sektor utilitas (SPLRCU), naik 0,86 persen dan mencatatkan kinerja terbaik
Investor juga berurusan dengan pendapatan perusahaan. Saham General Electric Co (GE.N) melonjak 11,47 persen setelah konglomerat industri itu mengalahkan estimasi laba kuartalan dan menaikkan perkiraan kasnya untuk tahun ini.
Yum Brands Inc (YUM.N) merosot 6,22 persen dan berada di antara penurunan terdalam. Ini karena laba produsen KFC itu di bawah ekspektasi analis.
Sekitar 278 perusahaan S&P 500 telah melaporkan kinerjanya sejauh ini, dan sebanyak 74,1 persennya telah mengalahkan estimasi laba.
Namun pendapatan di kuartal III ini melambat 1,6 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sehingga perkiraan pertumbuhan laba untuk tahun depan juga direvisi menjadi lebih rendah.