Pada perdagangan Selasa (14/9/2021), Indeks utama Wall Street ditutup melemah. Penyebabnya, karena meningkatnya kemungkinan kenaikan tarif pajak perusahaan dan ketidakpastian ekonomi. Kondisi tersebut mengurangi sentimen investor dan mendorong aksi jual meskipun ada tanda-tanda meredanya inflasi.
Dikutip dari Reuters, Rabu (15/9), Dow Jones Industrial Average turun 292,06 poin, atau 0,84 persen menjadi 34.577,57; S&P 500 kehilangan 25,68 poin, atau 0,57 persen pada 4.443,05; dan Nasdaq Composite turun 67,82 poin, atau 0,45 persen menjadi 15.037,76.
Optimisme investor terlihat menurun sepanjang sesi perdagangan, membalikkan reli awal menyusul laporan indeks harga konsumen yang dirilis Departemen Tenaga Kerja. Ketiga indeks utama Wall Street berakhir di wilayah negatif menjadi pengingat bahwa secara historis, September adalah bulan yang berat bagi pasar saham.
Sejauh bulan ini, S&P 500 turun hampir 1,8 persen bahkan ketika indeks acuan telah naik lebih dari 18 persen sejak awal tahun.
“Dari perspektif musiman, September cenderung menjadi periode window dressing bagi para fund manager,” ujar kepala strategi investasi di CFRA Research di New York Sam Stovall.
Di sisi lain, munculnya varian Delta COVID-19 yang sangat menular telah mendorong peningkatan sentimen bearish terkait pemulihan krisis kesehatan global.
Kenaikan pajak perusahaan menjadi 26,5 persen dari 21 persen juga menjadi isu penting bagi investor. Apabila Demokrat menang, maka paket stimulus senilai USD 3,5 triliun dari Presiden AS Joe Biden semakin dekat untuk disahkan.
Apple Inc bakal segera meluncurkan iPhone 13 dan menambahkan fitur baru ke iPad dan gadget Apple Watch dalam acara peluncuran produk terbesarnya. Di sisi lain, perusahaan tengah menghadapi pengawasan di pengadilan atas praktik bisnisnya. Saham Apple Inf ditutup turun 1,0 persen dan menjadi hambatan terberat pada S&P 500 dan Nasdaq.
Saham Intuit Inc naik 1,9 persen setelah perseroan mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi perusahaan pemasaran digital Mailchimp seharga USD 12 miliar.
Saham CureVac turun 8,0 persen setelah perusahaan bioteknologi Jerman membatalkan kesepakatan manufaktur untuk vaksin eksperimental COVID-19.
Volume perdagangan di Wall Street mencapai 10,07 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan rata-rata perdagangan saham selama 20 hari terakhir sebanyak 9,38 miliar saham.
DIPREDIKSI MENGUAT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat hari ini. Pada penutupan perdagangan Selasa (14/9), IHSG ditutup menguat 40,938 poin (0,67 persen) ke posisi 6.129.095.
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memprediksi IHSG hari ini akan bergerak menguat di level 6.098 hingga 6.153. Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal diantaranya AALI, ACES, ACST, AGII, BBRI, BSDE, ESSA, HMSP, LSIP, SMCB, TBIG, WEGE.
“Momentum pergerakan bullish pada indikator stochastic dan RSI mendorong laju pergerakan kembali pada trend positif. Arah pergerakan selanjutnya IHSG akan menguji resistance fractal 6150. Sehingga secara teknikal IHSG berpotensi menguat,” jelas Lanjar dalam risetnya, Rabu (15/9).
Sementara itu, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memprediksi iHSG bergerak dalam rentang terbatas hari ini. Dia memprediksi IHSG akan bergerak di rentang 5.969 hingga 6.202.
“Pergerakan IHSG masih menunjukkan pola konsolidasi wajar di tengah sentimen yang akan mewarnai pergerakan hari ini, jelang rilis data perekonomian pada hari ini tentang neraca perdagangan diperkirakan masih akan berada dalam kondisi stabil, kondisi perlambatan ekonomi juga masih akan terus memberikan pengaruh terhadap pergerakan IHSG,” terangnya.
Adapun saham-saham yang direkomendasikan William yakni TBIG, ICBP, ITMG, TLKM, UNVR, ASII, AKRA. (*)