Situasi Inflasi dan Suku Bunga Fed, Wall Street Ditutup Mixed

PADA akhir perdagangan hari Jumat (20/5) waktu setempat, bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street ditutup bervariasi. Sesi ini membuat saham Tesla merosot serta saham pertumbuhan lainnya ikut melemah.
Dikutip dari Reuters pada Senin (23/5), S&P 500 dan Nasdaq mencatat kerugian tujuh minggu berturut-turut sejak berakhirnya gelembung dotcom (dotcom bubble) pada tahun 2001. Sementara Dow (.DJI) mengalami penurunan mingguan kedelapan alias terpanjang sejak 1932 selama krisis malaise (Great Depression).
S&P 500 naik tipis 0,01 persen mengakhiri sesi di 3.901,36 poin. Nasdaq turun 0,3 persen menjadi 11.3532 poin, sedangkan DJIA naik 0,03 persen menjadi 31.261,90 poin.
Sebagian besar sesi indeks S&P 500 berada di wilayah negatif. Pada satu titik dalam sesi tersebut sempat turun lebih dari 20 persen dari rekor penutupan tertinggi 3 Januari, sebelum berakhir turun 18 persen dari level tersebut.
Hal ini mengindikasikan S&P 500 berada di mode bearish sejak mencapai level tertinggi pada Januari. Sedangkan Nasdaq. yang merupakan indeks teknologi (tech-heavy) turun sekitar 27 persen sejak rekor penutupan pada November 2021.
Tesla jatuh 6,4 persen membebani S&P 500 setelah Chief Executive Elon Musk mencela klaim ‘sama sekali tidak benar’ dalam laporan berita bahwa ia pernah melecehkan pramugari di jet pribadi pada 2016.
Kekhawatiran mengenai lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga menekan pasar saham AS tahun ini. Kekhawatiran ditambah dengan sinyal bahaya dari Walmart Inc dan pengecer lain pekan lalu. Pedagang memperkirakan kenaikan suku bunga 50 basis poin oleh bank sentral AS pada bulan Juni dan Juli.
LANJUTKAN PENGUATAN
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan melanjutkan penguatan secara terbatas pada perdagangan Senin (23/5). Pada perdagangan Jumat (20/5 ) IHSG ditutup menguat 1,39 persen di level 6,918.14.
Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christopher mengatakan, IHSG akan menguat terbatas. Secara teknikal, candlestick IHSG akan membentuk higher high dan higher low mengindikasikan potensi penguatan.
“Pergerakan akan didorong rilis kinerja emiten per kuartal I 2022. Perlu diwaspadai rentang penguatan mulai terbatas dan menguji resistance kuat moving average 50, apabila gagal menembus level ini IHSG berpotensi kembali melemah,” kata Dennies dalam prediksinya, Senin (23/5).
Serupa, CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, pola gerak IHSG hingga saat ini masih cenderung bergerak menguat terbatas. Di sisi lain, peluang kenaikan jangka pendek masih terbuka lebar dikarenakan rentang konsolidasi kembali berhasil digeser ke arah yang lebih baik.
“Kenaikan IHSG juga ditunjang oleh aliran deras capital inflow yang telah tercatat secara ytd masuk ke dalam pasar modal Indonesia,” tulis William dalam prediksinya, Senin (23/5).
Hal ini tentunya turut menunjukkan tingkat kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia, hari ini IHSG masih berpotensi menguat.
Dennies merekomendasikan untuk membeli saham ASII. Lantaran, candlestick membentuk higher high dan higher low dengan stochastic membentuk golden cross di area oversold mengindikasikan potensi penguatan.
Sementara itu, William merekomendasikan saham UNVR, ASII, AALI, ITMG, BBNI, SMRA, SMGR unduk harı ini.

 

Leave a Comment