Pada perdagangan, Senin (1/8/2022), indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup flat cenderung melemah. Investor mencermati pasar saham AS mencetak rekor tertinggi dalam dua tahun.
Mengutip Reuters, Selasa (2/8), S&P 500 turun 0,28 persen untuk mengakhiri sesi di 4.118,59 poin. Nasdaq turun 0,18 persen menjadi 12.368,98 poin. Sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,14 persen menjadi 32.798,60 poin.
Laporan keuangan di kuartal II 2022, baru-baru ini menunjukkan laba perusahaan jauh di atas perkiraan. Dari 283 perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan kinerja, 78 persen telah melampaui perkiraan laba.
Saham melepaskan reli kuat pada minggu lalu yang didorong Federal Reserve kemungkinan tidak perlu agresif menaikkan suku bunga seperti yang dikhawatirkan para pelaku pasar.
Dengan hasil kuartal kedua lebih kuat, S&P 500 dan Nasdaq pada Juli membukukan persentase kenaikan bulanan terbesar sejak 2020.
S&P 500 melambung di antara kenaikan dan penurunan pada hari Senin karena beberapa investor berhati-hati setelah reli baru-baru ini. Federal Reserve mengatakan pihaknya bertujuan untuk menekan inflasi dan menstabilkan permintaan dengan menaikkan suku bunga. Namun investor dan analis khawatir langkah agresif ini dapat meningkatkan pengangguran dan melumpuhkan ekonomi.
Laporan pekerjaan bulanan AS pada hari Jumat, 5 Agustus nanti menjadi arahan langkah Fed selanjutnya untuk melawan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade. Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga sebesar 2,25 poin persentase sepanjang tahun 2022, dan berjanji menuju kenaikan suku bunga di masa depan didorong pendekatan secara data.
Aktivitas manufaktur AS sedikit melambat dari perkiraan pada bulan Juli, ditandai dengan kendala pasokan berkurang menurut data laporan. Data ini muncul setelah survei menunjukkan pabrik-pabrik di seluruh Asia dan Eropa berjuang untuk momentum pada Juli karena lesunya permintaan global dan pembatasan ketat Covid-19 di China memperlambat produksi.
Harga minyak turun karena kekhawatiran permintaan, yang pada gilirannya membebani sektor energi. Indeks energi S&P 500 jatuh dan merupakan penurunan terdalam di antara 11 sektor.
DIPREDIKSI MENGUAT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan hari Selasa (2/8). Pada perdagangan, Senin (1/8), IHSG menguat mencapai 17 poin (0,25 persen) ke level 6.968.
Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christopher, memperkirakan indeks saham menguji di level support 6.918-6.943 dan resistance di rentang 6.999-7.030.
“Secara teknikal MACD masih dalam trend akumulasi mengindikasikan potensi penguatan meskipun rentang penguatan akan cukup terbatas,” kata Dennies dalam risetnya, Selasa (2/8).
Menurut Dennies, pergerakan akan didorong oleh musim rilis laporan kinerja emiten di semester I 2022. Di mana sejauh ini terlihat banyak emiten yang mengalami pertumbuhan kinerja.
Hal senada diungkapkan oleh CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya Wijaya. Menurut dia, IHSG akan berpotensi menguat. Ia mencermati pasca rilis data perekonomian berupa data inflasi yang disinyalir akan berada dalam rentang sideways dengan potensi kenaikan terbatas.
“Sentimen akan berasal dari laporan kinerja emiten sepanjang semester satu dan kuartal kedua tahun 2022 yang merupakan faktor-faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap pergerakan iHSG saat ini. Hari ini IHSG berpotensi menguat,” ujar William.
Dennies merekomendasikan beberapa saham untuk dikoleksi para investor, yaitu SMRA, MNCN dan TOWR.
- SMRA
Recommendation: Buy
Entry Range: 610-625
Target Price: 655-670
Stop Loss: 600
- MNCN
Recommendation: Buy
Entry Range: 965–985
Target Price: 1.120 – 1.150
Stop Loss: 955
- TOWR
Recommendation: Buy
Entry Range: 1.190–1,220
Target Price: 1.270–1.300
Stop Loss: 1.170