Pada perdagangan Kamis (28/7/2022), indeks saham Amerika Serikat (AS) Wall Street kompak ditutup menguat. Saham menguat karena indeks saham berakhir lebih dari 1 persen akibat pelemahan ekonomi AS memicu spekulasi investor bahwa Federal Reserve atau The Fed tidak perlu agresif dengan kenaikan suku bunga.
Mengutip dari Reuters, Jumat (29/7), Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 332,04 poin (1,03 persen) menjadi 32.529,63, S&P 500 (.SPX) naik 48,82 poin (1,21 persen) menjadi 4.072,43 dan Nasdaq Composite (.IXIC) bertambah 130,17 poin (1,08 persen) menjadi 12.162,59.
Pada pagi hari waktu Amerika, Departemen Perdagangan AS mengumumkan ekonomi AS melemah pada kuartal II 2022 yakni minus 0,9 persen. Ekonomi AS berturut-turut mengalami penurunan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang dilaporkan oleh pemerintah.
Pengumuman ini meningkatkan potensi ekonomi AS berada di puncak resesi. Beberapa investor mengomentari, bahwa hal ini mungkin menghalangi The Fed untuk terus menaikkan suku bunga secara agresif karena memerangi inflasi yang tinggi.
“Pelaku pasar berpikir The Fed harus berputar dan menurunkan suku bunga di beberapa titik. Mungkin penurunan suku bunga dalam periode 12 bulan ke depan,” ujar ahli strategi investasi senior Edward Jones, Mona Mahajan.
The Fed pada hari Rabu telah menaikkan suku bunga acuan sebesar tiga perempat poin persentase. Langkah ini mengikuti kenaikan 75 basis poin bulan lalu, dalam upaya bank sentral AS meredam inflasi yang melonjak.
Sejumlah investor khawatir inflasi dan kenaikan suku bunga Fed yang agresif pada titik tertentu dapat mengarahkan ekonomi ke dalam resesi.
Tak hanya itu, menghijaunya wall street ini juga dipengaruhi oleh saham Amazon dan Apple yang ditutup menguat setelah menunjukkan pertumbuhan penjualan yang kuat dalam komputasi awan dan iPhone, masing-masing, di kuartal terakhir mereka.
DIRAMAL MENGUAT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramal menguat pada perdagangan hari Jumat (29/7). Pada perdagangan sebelumnya, Kamis (28/7) IHSG ditutup menguat 58,601 poin (0,85 persen) ke level 6.956,817.
Research Analyst Dennies Christopher memperkirakan IHSG akan menguji support di level 6.894 – 6.925 dan resistance di rentang 6.985 – 7.014. Investor akan mencermati beberapa data ekonomi yang baru di rilis terutama dari AS.
“Secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low berhasil breakout MA50 mengindikasikan potensi untuk melanjutkan penguatan. Dari dalam negeri pergerakan akan didorong musim rilis laporan kinerja emiten per semester 1 2022,” ujar Dennies dalam risetnya, Jumat (29/7).
Sementara itu, CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mencermati rilis data inflasi di awal bulan akan memberikan sentimen terhadap pola gerak IHSG. Kondisi perekonomian yang cukup stabil dapat memberikan perkiraan inflasi dalam kondisi normal dan stabil.
“Jika terjadi kenaikan merupakan hal wajar dimana perekonomian terlihat mulai bergerak seiring dengan mulai membaiknya situasi pandemi. Hari ini IHSG berpotensi menguat,” kata William.
Adapun sejumlah rekomendasi saham dari Dennies yang dapat menjadi pertimbangan investor, yaitu saham MEDC dan SMRA. (*)