Saham farmasi sempat jadi primadona pasar pada masa Pandemi COVID-19, tetapi langsung anjlok seiring dengan meredanya masalah kesehatan global itu. Setelah tiga tahun berlalu, apakah prospek saham farmasi tahun 2024 dapat bangkit kembali? Bagaimana rekomendasi saham farmasi dari para pakar terkemuka?
Penjualan dan pendapatan perusahaan-perusahaan farmasi meningkat secara fantastis pada masa pandemi, karena banyak orang mendadak memerhatikan kesehatan mereka dan mengonsumsi lebih banyak suplemen. Sewajarnya, ketika konsumen mengurangi pembelian mereka seusai pandemi, perolehan perusahaan-perusahaan farmasi ikut surut.
Setelah beberapa waktu berlalu, tren permintaan atas produk-produk farmasi berpotensi kembali masuk ke jalur ke tren jangka panjangnya: naik. Kenaikan permintaan berhubungan dengan beberapa faktor, antara lain pertumbuhan ekonomi nasional, perbaikan daya beli konsumen, serta meluasnya gerakan gaya hidup yang lebih sehat. Sayangnya, kenaikan permintaan itu belum terlihat sampai saat ini.
Beberapa emiten farmasi masih terus mencetak kerugian pada kuartal ketiga tahun 2023 lalu. Selaras dengan itu, para pakar berpandangan sedikit optimistis saja terhadap prospek saham farmasi tahun 2024.
Praska Putrantyo, CEO Edvisor Profina Visindo, mengungkapkan beberapa rekomendasi beli saham farmasi kepada Kontan (29/1/2024). Ia merekomendasikan beli saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan target harga Rp565-Rp635 per saham, serta saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan target harga Rp1675-Rp1805 per saham.
Nafan Aji Gusta dari Mirae Aset Sekuritas menyoroti potensi pengembangan hubungan bilateral yang dapat meningkatkan penetrasi obat-obatan ke kawasan Timur Tengah maupun Afrika. Sehubungan dengan itu, ia merekomendasikan hold untuk SIDO dengan target Rp520 per saham dan KLBF dengan target Rp1600 per saham.
Andreas Saragih, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memperkirakan volume penjualan emiten sektor farmasi akan pulih tahun ini berkat berkat daya beli konsumen yang lebih kuat dan normalisasi kegiatan di luar ruangan. Selain itu, penjualan produk dapat terdongkrak oleh penerapan omnibus law kesehatan serta kenaikan anggaran kesehatan pada tahun 2024.
Mirae cenderung berpandangan netral pada sektor ini —terlepas dari faktor-faktor positif tersebut— karena prospek saham farmasi yang dipantaunya masih terbatas. KLBF memiliki target harga Rp1760 per saham pada tahun 2024, dengan rasio P/E sebesar 23,3x dan perkiraan yield dividen 2,0%. SIDO memiliki target harga Rp555 per saham, dengan rasio P/E 17x dan perkiraan yield dividen 5,1%.
Tagged With : investasi jangka panjang • saham